Minggu, 29 Juli 2012

Tahu Tempe Jadi Barang Langka

 
SUMATERA SELATAN – Melambungnya harga kedelai, bahan baku pembuat tempe dan tahu hingga 35 persen, berdampak pada kelangkaan tempe dan tahu di Pasar Baturaja. Pedagang yang berjualan makanan khas Indonesia ini mengatakan, stok tempe dan tahu yang dijual hanya sedikit. 

“Bahkan sekarang harganya naik 100 persen dari biasanya. Kalau sekarang tempe ukuran sedang dijual Rp2.000, padahal sebelumnya hanya Rp1.000,” kata Endang, pedagang sayuran di Pasar Baturaja.
Pedagang Tahu Tempe di Baturaja
Kenaikan harga serupa, lanjutnya, juga berlaku untuk komoditas tahu yang ternyata naik cukup tajam. Untuk satu butir tahu putih, sekarang dijual Rp2.000. Padahal sebelumnya Rp1.200. “Kita terpaksa menaikkan harga tempe dan tahu karena harga dari produsen juga sudah naik,” ujarnya.
 
Meski harga kedua komoditas ini naik, namun tetap saja habis dibeli konsumen. “Makanan ini sudah memiliki pangsa pasar tersendiri, sehingga masalah harga tidak terlalu dipermasalahkan,” katanya.
 
Namun, dengan stok dagangan tempe dan tahu yang sangat sedikit, lanjutnya, maka keuntungan yang didapat pun sangat sedikit. “Meski harga naik hingga 100 persen, namun keuntungan yang didapat justru menurun hingga 50 persen. Kalau selama ini omzetnya bisa mencapai Rp250 ribu, sekarang tinggal Rp150 ribu,” paparnya
 
Di Pagaralam, meski harga tempe dan tahu tidak naik, tetapi ukurannya diperkecil. “Kita hanya bisa mengecilkan ukurannya saja, tak berani menaikkan harga jual. Jika harga naik pasti diprotes ibu-ibu,” ujar Daus, pedagang di Pasar Terminal Nendagung.
 
Daus mengakui, dengan ukuran tahu dan tempe yang mengecil, banyak di antara pembeli memilih pergi daripada menawar atau membeli. “Jujur saja, dengan kondisi sekarang pedagang hanya meraup keuntungan lebih sedikit,” katanya.    
 
Senada dikatakan Mirna (28), pedagang lainnya. “Tempe dan tahu mulai sulit didapat karena semua pembuat tahu mengurangi produksi mereka. Biasanya kita dapat kiriman 50 potong tahu, tetapi sekarang tak lebih dari 30 potong,” ujarnya.
 
Terpisah, Kepala Dinas Perindakop UKM dan UPTD Pasar Drs Anwar Rasyid MM melalui stafnya Budiarjo Sahar mengakui, kenaikan harga kedelai sangat mempengaruhi harga tahu dan tempe di pasaran, khususnya di Pagaralam. “Kita tidak bisa berbuat banyak, jadi pedagang mencari solusi terbaik terkait kondisi ini,” bebernya.(Dikutip Dari Harian Sumeks)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

10 Berita Paling Top