Rabu, 26 September 2012

Melangun, Kendala Besar Pemberdayaan SAD


JAMBI, TANJAB EKSPRES – Budaya melangun atau hidup dengan cara berpindah-pindah tempat tinggal bagi suku anak dalam (SAD) atau suku kubu,  menjadi kendala serius Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dalam melakukan pemberdayaan.  Demikian dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Syahrasaddin kepada wartawan usai membuka secara resmi rapat koordinasi (rakor) kelompok kerja pemberdayaan komunitas adat terpencil (Pokja PKAT) tahun 2012, di Hotel Ratu, Kota Jambi, Rabu (26/9).

SAD : Salah satu suku primitif di Jambi  . Ft:\ Ist
Menurut Syahrasaddin, kendala utama dalam pemberdayaan SAD adalah kebiasaan dan budaya mereka yang masih hidup berpindah-pindah. "Masyarakat modern saja masih sulit diberdayakan, apalagi masyarakat yang hidup berpindah-pindah,” ujarnya.

Namun demikian, pemerintah akan melakukan pemberdayaan secara   bertahap untuk memperbaiki ekonomi mereka. Kemudian akan dibenahi fasilitas pelayanan, terutama fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Sekda menghimbau pemerintah kabupaten/kota yang terdapat komunitas adat terpencil (KAT) agar Dinas Pendidikan di
sana membuat satu eselon IV yang khusus mengurusi KAT,  seperti di Kabupaten Sarolangun.

“Jadi, khusus komunitas itu untuk pendidikan  dibiayai oleh pemerintah setempat. Dan, kita dari Pemerintah Provinsi akan mensupport melalui dinas sosial”, tuturnya.

Ketika ditanya tentang fenomena SAD yang ingin memiliki lahan, Syahrasaddin mengatakan itu tergantung pemerintah daerah setempat. Kalau seandainya perumahannya sudah ada, mungkin, kabupaten yang bersangkutan menjadikan satu kawasan tertentu untuk komunitas SAD, agar tak lagi melangun.
Rumah SAD. Ft\Ist

Berdasarkan data Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Tarnsmigrasi (Disosnakertran) Provinsi Jambi, jumlah SAD ini mencapai  24.155 jiwa yang tergabung dalam 4.831 kepala keluarga (KK).  

Dari jumlah itu telah dilakukan pemberdayaan oleh pemerintah dalam kurun waktu 5 tahun sebanyak 3.754 KK.  Trus, 845 KK lainnya sedang dilakukan proses pemberdayaan dan hingga 2012 tinggal 121 KK saja. Data ini merupakan hasil pemetaan Pemprov Jambi dengan Universitas Jambi (Unja).  (ref)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Berita Terbaru

10 Berita Paling Top