Sabtu, 08 September 2012

Stadion Tenis Lapangan PON Riau Ambruk



JAMBI, TANJAB EKSPRES  - Konopi stadion tennis lapangan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke 18 Tahun 2012 di Pekan Baru, Riau, ambruk ditiup angin, dua pekerja mengalami cidera.

Peristiwa itu terjadi ketika PON belum dibuka, yakni pada Kamis (06/9) sore ketika hujan lebat mengguyur Kota Pekan Baru.

Konopi stadion tenis lapangan PON Riau Ambruk.  Ft\antara
Perhelatan akbar ini akan berlangsung selama 11 hari yakni 9 hingga 20 September 2012. Demikian ditulis situs resmi berita satu.com, Sabtu, (08/9).

PON ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang jatuh pada 9 Sepetember setiap tahun, dan akan dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 11 Sepetember 2012.

PON ini akan mempertandingkan 39 cabang olahraga (Cabor), atletnya berjumlah 7.611 yang akan memperebutkan 598 medali emas, 598 perak, dan 795 perunggu. Kemudian akan ditutup oleh Wakil Presiden Budiono pada 20 Sepetember 2012.

Selain ambruknya kanopi stadion tenis itu, ternyata waktu itu (Sabtu 08/9) sejumlah atlet serta ofisial dari berbagai cabang olahraga belum mendapatkan tanda pengenal (ID Card) dari panitia PON.

Padahal tanda pengenal itu diperlukan saat atlet dan ofisial melakukan aktivitas selama pelaksanaan PON. Masalah lain dialami kontingen Jawa Barat (Jabar) yang sempat terlantar dan menginap satu malam di Hotel Transit Pekan Baru karena tak ada petugas yang menjemput di bandara. 

Persoalan tentang kesiapan sarana dan prasarana PON ini bermunculan ketika pada Sabtu (08/9). Ketika itu atlet dari cabang olaraga (Cabor) Polo Air hendak memulai pertandingan ternyata fasiltas seperti kolam pemanasan belum siap dan belum bisa dipakai untuk bertanding.

Kondisi tersebut membuat jadwal latihan regu polo air putri dari berbagai daerah terkendala. Atlet polo air tidak bisa berlatih sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, fasilitas lain seperti kamar mandi dan ruang ganti atlet juga belum kelar, hanya ada ruangan untuk ganti pakaian sementara, tanpa kamar mandi.  

Kemudian tempat penonton untuk menyaksikan pertandingan polo air juga tidak ada sama sekali. Hanya disediakan tenda beralaskan tanah, sehingga tidak akan nyaman bagi para penonton.


Gengsi, Usul Pinjam Tempat Ditolak

Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (PB Perbakin), Glenn Clifton Apfel kepada beritasatu.com, mengakui pelaksanaan PON di Riau ini minim fasilitas, diantaranya fasiltas untuk atlet menembak.

Glenn mengaku Perbakin telah mengusulkan agar cabang olahraga menembak digelar di Sumatera Selatan (Sumsel), yakni di stadion menembak yang pernah dipakai untuk SEAGAMES di Palembang tahun lalu. Namun,  usul itu ditolak Riau, Gllen menyebut mungkin karena gengsi daerah.

Usulan ini muncul karena venue menembak di Riau belum sepenuhnya selesai, tapi cukup bisa dipakai. Saya baru saja tiba. Jadi belum langsung cek ke lapangan. Besok pagi saya akan cek," ujar Glenn.

Menurut Glenn, venue menembak yang merupakan satu dari tujuh venue yang mengalami keterlambatan penyelesaian pembangunan kabarnya masih berlantaikan semen dan belum dilapisi keramik

"Saya hanya berharap lantainya cukup flat. Karena kalau tidak, akan berpengaruh terhadap rekor PON. Untuk itu, kami sudah antisipasi dengan menggelar kejuaraan nasional pengganti," kata Glenn.

Glenn sangat menyayangkan kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan pemerintah pusat yang sebenarnya punya waktu cukup untuk menyiapkan segalanya.
.
"Mungkin ini PON paling menyedihkan bagi kami dibandingkan sebelum-sebelumnya, seperti di Kalimantan Timur, Sumatera Selatan dan Surabaya. Tapi, daripada dibatalkan, lebih baik digelar seadanya," katanya.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, dalam pernyataannya yang dilangsir Situs Resmi beritasatu.com Rabu (05/9) tidak mempermasalahkan masih adanya venue yang belum kelar dikerjakan.

"Beberapa venue ada fasilitas minimalis. Tapi Insya Allah prestasinya tetap maksimal," kata Andi saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Gedung DPR, di Jakarta, Rabu (05/9).

Menurut Andi, pembangunan berbagai venue itu seluruhnya sesuai dengan yang disyaratkan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa, Keuangan Pemerintah (LKPP) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Venue atau arena menembak dan futsal sempat terbengkalai karena anggaran yang dialokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak cukup. Namun pada Agustus,  akhirnya didapatkan penambahan anggaran untuk pembangunan venue tersebut.

“Fungsional bisa digunakan untuk pertandingan tapi fasilitasnya minimal misalnya tegelnya belum terpasang, itu nanti dipakaikan finil, plafonnya juga belum terpasang tapi tidak masalah karena tidak mengganggu orang menembak,” ujarnya. (ref)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Berita Terbaru

10 Berita Paling Top