Selasa, 31 Juli 2012

Stok Kedelai Jambi, Tergantung Pada Malaysia


JAMBI, TANJAB EKSPRES – Provinsi Jambi hingga saat ini masih mendatangkan kedelai dari Amerika Serikat dan Malaysia. Bahan baku untuk membuat tahu dan tempe tersebut masuk ke Jambi melalui Batam, Kepulauan Riau kemudian dibawa ke Kota Jambi lewat Kota Kualatungkal, Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar).

Gubernur ketika meninjau pengrajin tahu tempe. Foto :  Rizal Ependi
Hal itu dikatakan Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) ketika meninjau sentra pembuatan tahu tempe di  lorong Gembira, Kelurahan Rajawali, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi, Selasa (31/7).
Ketika itu HBA didampingi Walikota Jambi, H. Bambang Priyanto beserta Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan Kepala SKPD Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi.
Menurut HBA, keuntungan Jambi ditengah keterpurukan pengusaha kedelai secara Nasional ini, karena Provinsi Jambi lebih dekat aksesnya dengan luar negeri (Malaysia dan Singapura). 
Sehingga pengusaha tahu tempe di Jambi tak begitu kesulitan memperoleh bahan baku. ”Sampai saat ini stok kedelai di Jambi masih aman, tinggal lagi masalah tingginya harga,” ujar HBA.

Kendati demikian, Sadikin pengusaha tahu tempe menyebutkan rencananya 91 pengusaha tahu tempe di Kota Jambi akan menghetikan sementara produksinya selama tiga hari untuk mengambil aba-aba menaikan harga tahu tempe di pasaran.

Harga itu akan naik sekitar Rp 500 perpotong dari sebelumnya harga Rp. 2000 mejadi Rp.2.500 perpotong.

Tempe yang belum dipotong.  Foto : Rizal Ependi
Pengusaha tahu tenpe lainnya, Abdul Kadir juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, kenaikan harga kedelai ini telah dirasakan sejak Februari lalu, ketika itu hampir setiap hari harga kedelai terus naik, dan puncaknya pada Minggu terakhir bulan Juli mencapai Rp. 7.800 perkilo.
Dikatakan Abdul Kadir, kedelai lokal produksinya tidak mencukupi, para petani kedelai di Jambi masih belum bisa memproduksi kedelai sesui harapan. Karena dipanen saat kedelai belum tua dan belum kering, sehingga kadar airnya tinggi.
”Ini meyebabkan kualitas produksi tempe kurang bagus, tapi dapat digunakan untuk membuat tahu”, kata Abdul Kadir. (ref)




Pendaftar Beasiswa Mencapai Tiga Ribu Orang


JAMBI, TANJAB EKSPRES - Pendaftar beasiswa di Provinsi Jambi saat ini mencapai 3 ribu orang. Sedangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi hanya mempu membiayai 62 orang.
Demikian dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi Syahrasaddin di Jambi, Jumat (27/7).  Menurut Syahrasaddin, untuk jenjang pendidikan satrata tiga (S3) telah disiapkan dana Rp. 100 juta pertahun, selama tiga tahun.

Beasiswa untuk mengambil gelar doktor ini merupakan komitmen Pemprov Jambi dibidang pendidikan.

Ir. Syaharasaddin
Selain itu, kata Syahrasaddin tersedia juga beasiswa tingkat SD Rp. 1 juta, SMP Rp. 2 juta, SMA Rp. 3 juta dan perguruan tinggi program S1 dan S2 masing – masing Rp. 3 juta per tahun.             

Guna mewujudkan komitmen tersebut pemerintah menyiapkan dana Rp. 1 hingga 2 miliar. 
Tim Dikti Kementrian Agama, H. Muhaimin memberikan apresiasi kepada Pemprov Jambi yang telah mendukung program peningkatan SDM secara Nasional. “Ini merupakan bentuk kepedulian Pemprov Jambi dibidang pendidikan”, ujar Muhaimin.

Menurut Muhaimin, untuk mendapatkan lulusan yang baik harus melakukan inovasi dengan memberikan hal – hal baru yang menjadi unggulan tanpa mengesampingkan managemen yang baik dalam pengelolaanya. (ref) 

Senin, 30 Juli 2012

Gubernur Akan Turuntangan Urusi PKL


KOTA JAMBI, TANJAB EKSPRES – Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) akan turun tangan menertibkan pedagang kaki lima (PKL).

Khusus PKL di seputaran Kantor Gubernur, di Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi terutama yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mataher Jambi, rencananya akan dipindahkan ke samping mesjid disebelah rumah sakit.

H. Hasan Basri Agus
Demikian dikatakan HBA kepada wartawan terkait laporan LSM tentang pembuangan limbah bahan beracun berbahaya (B3) RSUD Raden Mataher  Jambi, pekan lalu.

Menurut HBA, para PKL di depan rumah sakit ini akan disediakan lapak yang bagus dan seragam.

Seperti pernah ditulis Tanjab Ekspres, rencana ini telah lama didengungkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi. Bahkan, Pemkot Jambi telah beberapa kali menggelar rapat guna menertibkan PKL tersebut.

Sekda Kota Jambi, Daru Pratomo waktu itu mengatakan kalau Pemkot Jambi akan mendata ulang seluruh PKL di Kota Jambi. Karena data yang ada saat ini diragukan kevalidannya.

Pemkot membentuk tim yang akan melakukan pendataan, dengan harapan dapat memperoleh data yang akurat. Setelah itu kata Daru Pratomo, Pemkot akan menertibkan PKL dan membuatkan tempat berjualan yang layak.

Tujuannya, agar PKL tidak menggelar dagangannya di sembarang tempat sehingga membuat wajah Kota Jambi kurang sedap di pandang. Titik lokasi untuk memindahkan PKL ini telah ditentukan, tinggal lagi membuat tempatnya.

Salah seorang PKL di depan RSUD Raden Mattaher Jambi, Bujang (37) mengaku tempat jualannya saat ini numpang dengan pemerintah daerah (Pemda), tapi bangunan dari kayu dia buat sendiri.

Salah satu PKL yang ada di Kota Jambi. Foto: Rizal Ependi/TE 
“Lapak ini tak bisa dibangun permanen, kami hanya numpang nanti kalau pemerintah mau menyuruh pindah kami siap,” ujar Bujang kepada Tanjab Ekspres, Senin (30/7).

Dikatakan Bujang, sepengetahuannya status tempat seluruh PKL di sana sama seperti dirinya, numpang dengan pemda. Jadi tak ada alasan untuk membantah jika pemerintah menyuruh hengkang dari sana.

“Selama kami berjualan di sini, kami tak pernah sekalipun ditagih retribusi oleh pihak manapun, jadi kalau mau dipindahkan kami siap untuk pindah,” tandasnya. (ref)    

Pemerintah Targetkan 500 Rumah Pintar



JAMBI, TANJAB EKSPRES – Sejak tahun 2005 hingga saat ini pemerintah pusat telah membangun 292 rumah pintar. Dari jumlah tersebut 10 diantaranya berada di Provinsi Jambi.

Hj. Yusniana Hasan BAsri
Sampai tahun 2014 pemerintah pusat menargetkan selesai membangun  500 rumah pintar di seluruh Indonesia. Hal itu dikatakan Sekretaris Solidaritas Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) Rosi Anton Apriantono, ketika membuka sosialisasi dan koordinasi program rumah pintar se Provinsi Jambi  di Jambi,  Senin (29/7).

Menurut Rosi Anton Apriantono, selain rumah pintar pemerintah juga telah meluncurkan 150 unit mobil dan motor pintar, 404 unit kapal pintar yang beropersi di Sungai Kapuas, Sungai Mahakam, Kalimantan dan Maluku. 

Di dalam rumah pintar ini terdapat lima sentra utama yaitu sentra buku, sentra panggung, audio visual dan sentra kriya. ”Kita bekerja sama dengan  pemda, insatnsi militar, swasta dan masyarakat”, ujar Rosi Anton Apriantono.

Ide rumah pintar ini buah pemikiran ibu negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono - Istri Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) - tujuannya untuk mencerdaskan   masyarakat Indonesia.

Salah satu kegiatannya memberdayakan masyarakat guna meningkatkan taraf hidup menuju masyarakat sejahtera. Rumah pintar sebagai sarana pemberdayaan anak usia dini, remaja, kaum perempuan juga kelompok lanjut usia.

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jambi Hj. Yusniana Hasan Basri menyebutkan rumah pintar di Jambi menjadi percontohan. Saat ini dari 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi hanya Kota Sungaipenuh yang belum punya rumah pintar.

”Jadi saat ini baru ada 10 rumah pintar ditiap-tiap kabupaten kota, sebentar lagi Kerinci akan membangun dan jadi 11 unit”, ujar Hj. Yusniana Hasan Basri.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, H. Idham Kholid menyebutkan 10 rumah pintar di Provinsi Jambi  dibangun pada 2009.

Untuk 2012 akan dibangun satu unit rumah pintar di Kota Sungaipenuh, dan renovasi rumah pintar CBC (Capacity Building Center). Kemudian masing-masing rumah pintar di lengkapi mobil pintar. (ref)

Siswa SD di Muarojambi Bermain di Jalan Pada Jam Istirahat

Minggu, 29 Juli 2012

Tahu Tempe Jadi Barang Langka

 
SUMATERA SELATAN – Melambungnya harga kedelai, bahan baku pembuat tempe dan tahu hingga 35 persen, berdampak pada kelangkaan tempe dan tahu di Pasar Baturaja. Pedagang yang berjualan makanan khas Indonesia ini mengatakan, stok tempe dan tahu yang dijual hanya sedikit. 

“Bahkan sekarang harganya naik 100 persen dari biasanya. Kalau sekarang tempe ukuran sedang dijual Rp2.000, padahal sebelumnya hanya Rp1.000,” kata Endang, pedagang sayuran di Pasar Baturaja.
Pedagang Tahu Tempe di Baturaja
Kenaikan harga serupa, lanjutnya, juga berlaku untuk komoditas tahu yang ternyata naik cukup tajam. Untuk satu butir tahu putih, sekarang dijual Rp2.000. Padahal sebelumnya Rp1.200. “Kita terpaksa menaikkan harga tempe dan tahu karena harga dari produsen juga sudah naik,” ujarnya.
 
Meski harga kedua komoditas ini naik, namun tetap saja habis dibeli konsumen. “Makanan ini sudah memiliki pangsa pasar tersendiri, sehingga masalah harga tidak terlalu dipermasalahkan,” katanya.
 
Namun, dengan stok dagangan tempe dan tahu yang sangat sedikit, lanjutnya, maka keuntungan yang didapat pun sangat sedikit. “Meski harga naik hingga 100 persen, namun keuntungan yang didapat justru menurun hingga 50 persen. Kalau selama ini omzetnya bisa mencapai Rp250 ribu, sekarang tinggal Rp150 ribu,” paparnya
 
Di Pagaralam, meski harga tempe dan tahu tidak naik, tetapi ukurannya diperkecil. “Kita hanya bisa mengecilkan ukurannya saja, tak berani menaikkan harga jual. Jika harga naik pasti diprotes ibu-ibu,” ujar Daus, pedagang di Pasar Terminal Nendagung.
 
Daus mengakui, dengan ukuran tahu dan tempe yang mengecil, banyak di antara pembeli memilih pergi daripada menawar atau membeli. “Jujur saja, dengan kondisi sekarang pedagang hanya meraup keuntungan lebih sedikit,” katanya.    
 
Senada dikatakan Mirna (28), pedagang lainnya. “Tempe dan tahu mulai sulit didapat karena semua pembuat tahu mengurangi produksi mereka. Biasanya kita dapat kiriman 50 potong tahu, tetapi sekarang tak lebih dari 30 potong,” ujarnya.
 
Terpisah, Kepala Dinas Perindakop UKM dan UPTD Pasar Drs Anwar Rasyid MM melalui stafnya Budiarjo Sahar mengakui, kenaikan harga kedelai sangat mempengaruhi harga tahu dan tempe di pasaran, khususnya di Pagaralam. “Kita tidak bisa berbuat banyak, jadi pedagang mencari solusi terbaik terkait kondisi ini,” bebernya.(Dikutip Dari Harian Sumeks)

Sabtu, 28 Juli 2012

Melirik Komoditi Unggulan di Daerah Pemekaran


Berpotensi Besar Menyumbang Swasembada Pangan Nasional


Kabupaten Muarojambi merupakan salah satu daerah penghasil komoditi unggulan. Banyak pangan dapat diangkut dari sana, namun saat ini kabupaten pemekaran tersebut bak berlian yang belum diasah. Jika dipoles sedikit, bukan mustahil daerah ini akan menjadi sentra perkebunan palawija terbesar di Provinsi Jambi. Berikut catatan Tanjab Ekspres.

RIZAL EPENDI – MUAROJAMBI

Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA) pernah memprotes ketika mencuat isu kalau cabai merah yang dijual di Pasar Tradisonal Angsoduo Kota Jambi didatangkan dari Pulau Jawa.

H. Burhanuddin Mahir
HBA mengatakan kabar itu tidak benar, karena dirinya tahu persis kalau di Provinsi Jambi banyak terdapat daerah penghasil komoditi pertanian seperti cabai merah yakni di Desa Bukit Kayangan, Kabupaten Kerinci.

Sebenarnya selain di Kabupaten Kerinci, perkebunan cabai merah juga banyak terdapat di Kabupaten Muarojambi. Lokasinya tak jauh dari Kota Jambi, hanya sekitar tiga kilometer, persisnya di Desa Sumberagung, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.

Menurut petani di sana, cabai merah yang ditanam secara tumpangsari dengan tanaman kelapa sawit tersebut, dalam satu batang pohon dapat dipanen hingga 14 kali, sebelum tanaman itu mati.

Produksinya sungguh berlimpah, kualitasnya bagus tak kala dengan kualitas cabai merah di Kabupaten Kerinci. Bahkan Bupati Muarojambi berdecak kagum ketika melihat hasil panen cabai merah tersebut, Rabu  (18/07) lalu.

Perkebunan cabai merah ini mengundang perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi. Menurut Burhanuddin Mahir, Pemkab Muarojambi akan terus mensuport petani guna mengembangkan komoditi ini.

“Saya salut dan berharap agar perkebunan cabai merah  unggul ini dapat dikembangkan sehingga dapat menjadi contoh bagi desa – desa lain,” ujar Burhanuddin Mahir.

Selain tanaman cabai merah, di Kabupaten Muarojambi juga terdapat perkebunan jagung hibryda. Lokasinya sedikit mengarah ke sebelah Timur Provinsi Jambi, persisnya di Desa Mekarsari, Kecamatan Kumpeh Ilir.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Muarojambi, luas tanaman jagung hibryda di Kecamatan Kumpeh Ilir  ini mencapai 2. 510 hektar. Letaknya tersebar di 11 desa diantaranya Desa Jebus, Londrang, Gedongkarya dan Desa Bungur.

Kemudian di Desa Sukarejo serta Desa Pematang Raman. Perkebunan ini dikelola 1. 522 petani yang terhimpun dalam 43 kelompok tani. Saking berlimpahnya hasil panen jagung hibryda, Kabupaten Muarojambi dapat menyumbang 41. 06 persen dari jumlah produksi jagung hibryda di Provinsi Jambi.

Sedangkan di Desa Pematang Raman, selain jagung terdapat sedikitnya 177 hektar sawah hasil program optimasi lahan tidur (OPL). Produksi padi di desa ini tak hanya menyumbang pencapaian program swasembada beras di Kabupaten Muarojambi, tapi menyumbang pencapaian program swasembada beras Provinsi Jambi, bahkan swasembada beras Nasional.

Tak ketinggalan pula perkebunan kacang kedelai, sayur-sayuran segar seperti terong, tomat, kisik dan kacang panjang yang ditanam petani secara tumpang sari dengan tanaman ubi kayu dan ubi rambat. 

Buah Nenas Segar : Hasil perkebunan nenas di Desa Tangkit Lama, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi
Selanjutnya di Kecamatan Sungaigelam, hasil pertanian di sini juga tak kalah menggiurkan ketimbang kecamatan lain di Kabupaten Muarojambi. Namun hingga kini para petani di sana masih membutuhkan  perhatian serius pemerintah. 

Salah seorang petani, Alwi (47) Warga Desa Kebon Sembilan, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Jumat (27/07) bercerita kepada koran ini. Kata Alwi,  selain karet dan kelapa sawit di sana juga terdapat perkebunan cokelat (kakao), pinang, kelapa dan tebu.

Ada juga beragam kebun buah musiman seperti rambutan, durian dan duku. Komoditi lain disektor perikanan juga terdapat kolam ikan milik warga yang kerapkali ikut meramaikan pasokan ikan segar di Pasar Tradisional Angsoduo, Kota Jambi.

Dengan telah tersedianya komoditi tersebut diharapkan ada uluran tangan pemerintah, agar potensi di daerah itu dapat dikembangkan. Bahkan dikatakan Alwi, para petani bersedia membentuk kelompok tani untuk memperoleh pinjaman modal.

”Untuk buah pinang saja kalau dikumpulkan dalam satu bulan bisa menghasilkan satu ton,” ujar Alwi.

Sementara di Desa Tangkit - masih satu kecamatan dengan Desa Sungaigelam - terkenal dengan produksi selai dan dodol nenas serta buah nenas segar. Komoditi pertanian di sana tak hanya ikut meramaikan pasaran buah – buahan segar di Jambi, namun merambah hingga ke Pekan Baru, Palembang  dan Lampung. 

Makanya Desa ini didaulat menjadi daerah penghasil buah nenas segar terbesar di Provinsi Jambi.

Muhadi warga Desa tangkit menyebutkan harga jual buah nenas segar berkisar Rp. 800 hingga Rp. 1000 perbuah jika membeli dalam jumlah besar. Namun kalau hanya untuk oleh-oleh harganya sedikit lebih mahal bahkan mencapai Rp. 2500 perbuah.

Muhadi membenarkan kalau dirinya pernah memasok buah nenas segar  dari Desa Tangkit ke Kabupaten Linggau, Sumatera Selatan. Tapi kalau menurut salah seorang tokoh masyarakat di sana H. Muhammad  Akil, nama Desa Tangkit sudah dikenal orang sampai ke Malaysia lewat produksi selai dan dodol nenas.

Lain lagi di Desa Air Hitam Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Selain tanaman padi dan  kelapa sawit, petani di sana banyak yang berkebun pinang.

Namun belum diperoleh informasi akurat tentang luas perkebunan pinang di sini, yang jelas dalam sebulan rata-rata desa ini dapat memproduksi satu ton buah pinang kering.

Buah pinang ini merupakan salah satu komoditi unggulan di sana. Petani penggarap ialah petani karet dan sawit yang nyambi menanam pinang. Tidak ada perkebunan pinang skala besar di sana, namun demikian desa itu termasuk penghasil pinang terbesar setelah Kabupaten Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur.

Menurut Mardi (37) warga Desa Air Hitam, buah pinang yang di hasilkan di desa tersebut merupakan buah pinang yang ditanam warga diperbatasan lahan antar warga.
Pintu Gerbang Desa Tangkit Baru

Kemudian ada juga yang berasal dari tanaman pinang yang ditanam di pekarangan rumah warga. "Disini belum ada kebun pinang yang terlalu luas, hanya berupa tanaman selingan," kata Mardi.

Trus,  kalau di Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi banyak terdapat  kolam ikan dan sawah warga. Desa ini termasuk salah satu daerah penghasil komoditi unggulan dari sektor perikanan dan pertanian.

Selanjutnya di Kecamatan Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Daerah ini  terkenal dengan perkebunan kelapa sawit. Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar untuk  Kabupaten Muarojambi bahkan bersumber dari Kecamatan Sungaibahar.

Ini pernah dikatakan Anggota DPRD Provinsi Jambi, Daerah Pemilihan (Dapil) Batanghari – Muarojambi, Hj. Fatmawati As’ad Syam kepada Koran ini di Gedung DPRD Provinsi Jambi beberapa waktu lalu.

Menurut Fatmawati, kalau dikelola dengan baik, komoditi pertanian di Kecamatan Sungaibahar, dapat menghasilkan PAD yang lebih besar dari sebelumnya.  Saat ini saja PAD yang dihasilkan oleh kecamatan itu  sudah lebih dari Rp. 3 Miliar per minggu.

Mengenai perkebunan karet, pada 2009 Pemkab Muarojambi telah menjalankan program revitalisasi karet. Bahkan  dari delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Muarojambi, satu-satunya kecamatan yang mendapat jatah program revitaslisasi perkebunan karet hanya Kecamatan Sungaibahar.

Kecamatan ini ditunjuk sebagai sasaran program revitalisasi perkebunan karena dianggap memenuhi syarat yakni usia perkebunan diatas 25 tahun. Masih segar dalam ingatan, kalau daerah ini juga terdapat sentra peternakan sapi yang menyumbang kebutuhan daging cukup besar untuk masyarakat Jambi.
Perkebunan Nenas Warga Tangkit Lama

Peternakan sapi ini dikelola oleh Perseroan Terbatas  Perkebunan Nusantasa (PTPN) 6 Jambi. Pihak perusahaan tak payah memberi makan ternak sapi, mereka mengolah dahan kelapa sawit untuk dijadikan makanan sapi, sedangkan kotoran sapi diolah kembali menjadi pupuk kandang yang dibutuhkan petani kelapa sawit*** (Tulisan ini telah terbit di Harian Tanjab Ekspres Edisi Senin 30 Juli 2012, Halaman 3)

Wakil Bupati Muarojambi Kecewa Dengan SKPD



MUAROJAMBI, TANJAB EKSPRES – Wakil Bupati (Wabup) Muarojambi, Kemas Muhammad Fuad mengaku kecewa dengan Kepala SKPD Kabupaten Muarojambi,  karena tak mengindahkan undangan berbuka puasa bersama dan solat tarawih.

Kekecewaan itu diungkapkan Kemas Muhammad Fuad di hadapan Wakil Gubernur Jambi, H. Fahcrori Umar dan seluruh Jemaah Mesjid  Al – Abror yang mengikuti solat tarawih di Mesjid Al Abror Sengeti, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi,  Rabu 25 Juli.
Kemas Muhammad  Fuad
Manurut Wabub, dirinya melihat hanya ada beberapa orang kepala SKPD yang hadir di Mesjid itu. “Ada orang menanyakan kepada saya, dimana saja para kepala dinas dan pejabat lainnya, kok tak kelihatan,” ujarnya.

Pantauan Tanjab Ekspres, ketika berbuka puasa bersama di Rumah Dinas Bupati Muarojambi, memang banyak terlihat para kepala dinas dan pejabat lainnya datang memenuhi ruang.    
Namun usai solat magrib berjemaah, banyak pejabat yang tak mengikuti solat tarawih, padahal ketika itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi sedang menerima tamu safari ramadhan yakni Wakil Gubernur Jambi, H. Fahcrori Umar.

Bupati Muarojambi, H. Burhanuddin Mahir juga tak kelihatan, karena beliau lagi dinas ke Jakarta. Lewat wakil bupati, Burhanddin Mahir memohon maaf kepada wakil gubernur dan seluruh peserta safari ramadhan atas ketidak hadiran dirinya.  

Salah seorang kepala SKPD yang tak ingin namanya ditulis menyebutkan kalau dirinya tak mengikuti solat tarawih karena menjadi Imam solat tarawih di sebuah Mesjid di Kecamatan Sekernan.

Sedangkan yang lainnya mengaku harus menyelesaikan pekerjaan kantor dan belum akan pulang ke Kota Jambi.

Seperti diketahui, hampir 100 persen pejabat di Pemkab Muarojambi tinggal di Kota Jambi. Sehingga jarak tempuh sekitar 30 kilometer dari kedua daerah tersebut membuat sebagian aktivitas tak berjalan sempurna.

Akibatnya jemaah Mesjid Al Abror ketika solat tarawih hanya terisi seperempat bagian. (ref)

Narkoba Telah Merambah Hingga ke Anak SD




JAMBI, TANJAB EKSPRES -  Jumlah pengguna narkotika dan obat-obatan  terlarang (narkoba) di Provinsi Jambi saat ini masih tergolong besar. Secara Nasional dari 33 Provinsi di Indonesia, Provinsi Jambi masih berada di urutan ke 12.

Demikian dikatakan Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) dalam sambutannya pada acara Safari Ramadhan 1433 Hijriah tahun 2012 Masehi  di Mesjid Al-Wustho, Desa Lubukruso, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, pekan lalu.
Menurut HBA, sebelumnya pengguna narkoba di Provinsi Jambi sempat masuk sepuluh besar yakni berada pada urutan  ke enam Nasional. Tak hanya di salahgunakan oleh masyarakat kota, barang haram ini telah merambah hingga ke pelosok desa.
Ironisnya, korban narkoba ini tak memandang usia, mulai dari orang dewasa hingga ke anak 

– anak usia sekolah dasar (SD). Juga tak memandang tingkatan status sosial masyarakat, narkoba juga menyusup di kalangan masyarakat kelas atas, menengah bahkan kelas bawah.
Melihat kondisi itu, HBA mengimbau kepada para orang tua agar memberikan perhatin lebih dan menjaga anak-anaknya agar tidak menjadi korban penyalahgunaan narkotika tersebut.

 ”Anak usia sekolah sebaiknya lebih banyak diberikan pendidikan agama, seperti pengajian dan  belajar solat dan mengawasi jangan sampai salah bergaul,” ujar HBA. (ref)

Kamis, 26 Juli 2012

Wakil Gubernur Safari Ramadhan ke Muarojambi

MUAROJAMBI, TANJAB EKSPRES - Wakil Gubernur (Wagub) Jambi H. Fahcrori Umar, Rabu (25/07) menggelar Safari Ramadhan ke Sengeti, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muarojambi. Ketika itu wagub disambut Wakil Bupati Muarojambi Kemas Muhammad Fuad dan para Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi.

Safari Ramadhan ini diawali dengan berbuka puasa bersama dan solat magrib berjemaah di Rumas Dinas Bupati Muarojambi, di Bukit Cinto Kenang, Kota Sengeti. Kemudian dilanjutkan Solat Tarawih di Mesjid Al Abror, Sengeti yang merupakan mesjid termegah milik Pemkab Muarojambi.

Rangkaian acara selanjutnya pembacaan kitab suci al’quran oleh salah seorang qori terbaik pemenang mutsabaqah tilawatil qur’an tingkat Nasioanal.

Kemudian pembacaan kata sambutan dari wakil gubernur dan wakil bupati, pemberian bantuan secara simbolis dari wakil gubernur sebesar Rp. 10 juta yang diterima langsung wakil bupati Muarojambi. Acara terakhir mendengarkan ceramah agama yang dibawakan salah seorang ustadz di Provinsi Jambi.

Wakil Gubernur Jambi, H. Fahcrori Umar dalam sambutannya mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi saat ini masih memfokuskan pembangunan pada sektor pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama Islam.

Hal ini bertujuan untuk menselaraskan program Pembangunan Provinsi Jambi dengan Program Pembangunan Nasional yang memprioritaskan bidang pendidikan agar jangan ada lagi masyarakat yang menyandang buta aksara (buta huruf-red).

Kemudian pembangunan dibidang kesehatan dengan terus memberikan bantuan obat dan peralatan kesehatan serta mensosialisasikan pentingnya kesehatan dengan terus menganut pola hidup sehat. Program lainnya yakni membenahi infrastruktur baik jalan, jembatan dan sarana prasarana penunjang lainnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Muarojambi, Kemas Muhammad Fuad mengharapkan, dengan digelarnya acara safari ramadhan ini dapat lebih mempererat tali silahturahmi antar umat Islam.

Bahkan ke depan dirinya berencana jika ada acara seperti ini akan melibatkan masyarakat setempat. “Sebaiknya kita akan menggelar buka puasa bersama dengan masyarakat dan solat tarawih bersama di mesjid ini,” ujar Kemas Muhammad Fuad. (ref)


Rabu, 25 Juli 2012

Jambi Masih Memasok Cabai Dari Jawa


Cabai Kerinci Malah Dijual Ke Padang

JAMBI, TANJAB EKSPRES – Selama ini Jambi masih mendatangkan sejumlah kebutuhan pokok dari luar daerah. Padahal, hasil pertanian di Provinsi Jambi cukup tersedia.
Contohnya saja cabe, guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Jambi akan cabe, pedagang masih memasoknya dari Pulau Jawa.



Sedangkan cabai yang berasal dari sentra perkebunan cabai di Kabupaten Kerinci malah dijual ke Padang, Sumatera Barat.

Demikian dikatakan Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) kepada wartawan, belum lama ini. Menurut HBA, dirinya tidak setuju jika cabai yang dijual di Pasar Tradisonal Angsoduo, Kota Jambi masih dipasok dari Pulau Jawa.

Karena kata HBA, Provinsi Jambi masih memiliki cukup cabe, dirinya mengaku melihat sendiri begitu banyaknya produksi cabai di Desa Bukit Kayangan, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Ketika dirinya melakukan kunjungan kerja ke sana.

Bahkan saking banyaknya, komoditi ini sampai dijual ke Padang. Pedagang dari Sumatera Barat menjemput langsung cabai ke sentra perkebunan tersebut dengan hrga relatif lebih murah.

Jadi adanya informasi kalau cabai di Jambi didatangkan dari Pulau Jawa, itu mungkin permainan pasar saja. Untuk itu HBA menekankan dinas terkait untuk lebih memperhatikan permintaan dan ketersediaan komoditi tersebut.

Selain di Kerinci, sentra perkebunan cabai juga terdapat di Kabupaten Muarojambi, tepatnya di Desa Sumberagung, Kecamatan Sungaigelam yang tak begitu jauh dari Kota Jambi.

Bahkan, menurut para petani di sana, cabai merah yang ditanam secara tumpangsari dengan tanaman kelapa sawit ini dalam satu batang pohon dapat dipanen hingga 14 kali sebelum tumbuhan itu mati.

Perkebunan cabai ini mengundang perhatian serius Bupati Muarojambi, H. Burhanuddin Mahir. Menurut Burhanuddin Mahir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi akan terus mensuport petani guna mengembangkan komoditi tersebut.

“Saya salut dan berharap agar perkebunan cabai unggul ini dapat dikembangkan sehingga dapat menjadi contoh bagi desa lain,” ujar Burhanuddin Mahir. (ref)

Pemerintah Akan Habiskan Dana Ratusan Miliar Rupiah


Hanya Untuk Membangun Icon Kota Jambi

JAMBI, TANJAB EKSPRES – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi akan menghabiskan dana APBD hampir seratus miliar, hanya untuk membangun jembatan gantung dan menara jam besar yang diharapkan dapat menjadi icon Kota Jambi sebagai lubuk ilmu agama Islam.

Sedikitnya dua rumah penduduk akan digusur dan diganti rugi oleh pemerintah demi kelangsungan proyek tersebut. Banyak pihak menduga jembatan gantung yang akan dibangun menyeberangi Sungai Batanghari itu dapat mematikan mata pencaharian masyarakat, khususnya transportasi air jenis perahu motor kecil (ketek-red).

Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) menampik hal itu, kepada wartawan, usai meninjau lokasi pembangunan menara jam besar, Selasa (24/7) HBA mengatakan kalau transportasi air atau ketek punya pangsa pasar tersendiri.

Contohnya, kendati ketek ini tak mengangkut penumpang, tapi untuk mengangkut barang tentu tidak melewati jembatan gantung. Karena jembatan tersebut diperuntukan bagi para wisatawan.

“Jembatan ini hanya untuk berwisata,” ujar HBA. Menurut HBA, dirinya berencana akan merancang kendaraan ketek ini sehingga orang dapat menikmati alam Sungai Batanghari.

Antara proyek jembatan gantung dan menara ini akan berhubungan, sebab ujung jembatan ke Seberang Kota Jambi akan mengarah ke menara dan di sana juga rencananya akan dibangun museum.

Pembangunan jembatan gantung sepanjang 85 meter mulai dari Depan Rumah Dinas Gubernur menuju ke Seberang Kota Jambi tepatnya di Kelurahan Arab Melayu, Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi akan menghabiskan dana Rp. 85 miliar.

“Tahun ini masih tahap pengadaan, diharapkan awal 2014 proyek ini akan rampung,” kata HBA.

Sedangkan biaya membangun menara jam besar yang diperkirakan kelar Desember 2012 tersebut menelan dana Rp. 13 miliar. “Ini bukan proyek untuk megah-megahan, ini aset yang luar biasa dan harus dikembangkan, saya harap pengertian dari masyarakat,” ujar HBA.

Ketika meninjau menara, gubernur didampingi Kabid Bina Marga PU Provinsi Jambi, Apit. Sekretaris PU Provinsi Jambi, Asmarjani, Kepala Biro Pengelolaan Aset dan Kekayaan Daerah Setda Provinsi Jambi, Mashaerudin; dan Camat Pelayangan.

Terkait dua unit rumah yang nantinya bersinggungan dengan bangunan jembatan gantung dan menara jam besar, menurut HBA itu sudah diselesaikan dan masyarakat sudah rela menyerahkan rumah tersebut. (ref)


Senin, 16 Juli 2012

Hukum Adat Melayu di Jambi Nyaris Pudar


JAMBI, TANJAB EKSPRES – Hukum adat Melayu di Provinsi Jambi nyaris pudar akibat kurangnya pemahaman masyarakat pada seloko adat. Begitu juga dengan sopan santun dan etika baik yang tersirat maupun yang melekat pada seloko adat itu sendiri.
Padahal dalam beberapa kasus, konflik internal maupun eksternal dari suatu komunitas dapat terlebih dulu diselesaikan melalui kerapatan adat.
Demikian dikatakan Ketua Lembaga Adat melayu (LAM) Provinsi Jambi, H. Hasif Kalimuddin Syam dalam sambutannya pada acara Pembekalan Adat Melayu Jambi di SMK Negeri 4 Kota Jambi, Senin (16/07).
Menurut Hasif Kalimuddin Syam, jika kasus terlebih dulu diselesaikan melalui kerapatan adat, maka penyelesaiannya lebih epektif dan efisien. Sehingga perkara hukum dapat diselesaikan di luar pengadilan.
Oleh sebab itu LAM Provinsi Jambi tergerak untuk memperbaiki etika, sopan santun, budi pekerti, pergaulan sebagaimana tuntutan adat di Provinsi Jambi. 

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Pembekalan Adat Melayu H. Herman Basir menyebutkan tujuan acara ini guna menyamakan persepsi serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap adat Melayu Jambi.

Pembekalan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 15 – 17 Juli 2012 yang dibuka Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA). Pesertanya hanya 30 orang berasal dari tiap kecamatan dalam kabupaten/ kota se Provinsi Jambi. (ref)

Rawan Pangan Nasional Terus Mengintai



Ratusan Ribu Hektar Sawah Hilang, 52 Persen Irigasi Rusak

JAMBI, TANJAB EKSPRES – Rawan pangan secara Nasional terus mengintai karena menurunya produksi beras akibat petani marak mengalihfunsikan lahan pertanian dengan menanam komoditi lain selain padi.

Menteri Pertanian RI Ir. H. Suswono mengatakan, secara Nasional saat ini 100 ribu hektar sawah telah dialih fungsi. Akibatnya, Pemerintah Pusat harus merogoh kocek cukup besar untuk mengembalikan sawah yang  hilang tersebut.

“Untuk mencetak sawah baru kita harus mengeluarkan biaya tak kurang dari Rp.11 juta perhektar”, ujar Suswono ketika menghadiri panen raya di Kabupaten Kerinci, Jambi, Minggu (15,07).                               

Menurut Suswono, tahun depan direncanakan pemerintah akan mencetak 1000 hektar sawah baru di Kabupaten Kerinci. Tujuannya untuk menunjang target swasembada beras Nasional 2014.  

Bahkan, seluruh Indonesia, tahun ini pemerintah akan mencetak sawah baru sejumlah sawah yang hilang yakni 100 ribu hektar.  Guna menunjang keberhasilan dibidang pertanian ini, pemerintah telah membentuk Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3).

Kendala lain dalam mencapai swasembada beras, saat ini 52 % irigasi secara Nasional rusak. Untuk memperbaikinya Negara harus mengeluarkan biaya Rp 3 triliun.

Melihat kondisi itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi berpartisipasi aktif mendorong kabupaten se Provinsi Jambi untuk mewujudkan ketahanan pangan. Hal itu dikemukakan Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, H. Fachrori Umar  dalam  Kunjungan Kerja Menteri Pertanian RI)di Kabupaten Kerinci.

Menurut Fahcrori Umar, Pemprov Jambi terus berupaya mamacu produksi pangan dengan mensinergikan kegiatan-kegiatan yang didanai APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, dan swadaya masyarakat.

Fahcrori Umar juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Pusat yang sejak tahun 2006 telah mengalokasikan dana APBN untuk cetak sawah baru di Provinsi Jambi.

Bahkan Kata Fahcrori Umar, Kementerian Pertanian RI, telah mengalokasikan dana untuk cetak sawah baru di Provinsi Jambi seluas 5.859 hektar dalam kurun waktu tujuh tahun.

Sementara itu, Bupati Kerinci H. Murasman menyebutkan hasil produk pertanian masyarakat Kerinci cukup bagus. Namun produksi padi tersebut sering kali tidak diimbangi oleh harga jual. Ini menjadi persoalan yang kerapkali dikeluhkan petani. 

Murasman berharap, Pemprov dan Pemerintah Pusat dapat bersama-sama mengatasi persoalan itu. (ref)

Tempat Hiburan Malam Harus Ditutup




TANJABEKSPRES, JAMBI – Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, H. Fachrori Umar  meminta para pengusaha tempat hiburan malam (THM) di Provinsi Jambi menutup sementara ushanya selama bulan suci Ramadhan.

Karena THM ini dapat mengganggu ketenangan umat Islam berpuasa dan dapat menodai kesucian bulan Ramadhan.  Hal itu dikatakan Wagub Jambi kepada wartawan belum lama ini.

Menurut Wagub, pihak pengusaha THM harus menghormati umat 

 H. Facrori Umar 
 
Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.  Sehingga keharmonisan di tengah masyarakat dapat terjaga dengan baik.

Selain itu Wagub juga mengimbau seluruh rumah makan (RM) di Kota Jambi untuk tidak membuka dagangannya secara fulgar. Pengusaha diharuskan memasang tabir agar persediaan makanan tidak terlihat secara kasat mata.

Himbauan ini berlaku tak hanya kepada pengusaha RM, namun seluruh pedagang makanan diharapkan dapat mengindahkan himbauan ini.

Pantauan koran ini, anstusias umat Islam menyambut datangnya bulan Ramadhan mulai terasa. Ini terbukti dengan naiknya harga berbagai kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Angsoduo dan Pasar Baru Talangbanjar, Kota Jambi.

Harga cabe merah kriting, misalnya, di Pasar Tradisional Angso Duo harga cabe merah keriting mencapai Rp. 28 ribu perkilogram atau Rp. 2.800 per ons.  Hal itu dikatakan Melina Tampubolon (32) salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Angsoduo, Minggu (15/07).

Menurut Melina, tingginya harga cabe merah keriting dari sebelumnya hanya Rp. 24 000 perkilogram tersebut mungkin disebabkan banyaknya petani cabe gagal panen akibat musim kemarau.

“Kalau musim kemarau biasanya cabe banyak mati, apalagi petani tidak rajin menyiram tanaman cabe tersebut. Jadi kalau cabe sulit, harga jualnya akan naik,” ujar Melina.

Menurut Melina, tak hanya cabe yang harganya tinggi, harga tomatpun menembus Rp. 10 ribu perkilagram.  Sedangkan di Pasar Tradisional Angsoduo hanya Rp. 4000 perkilogram.

Kualitas buah tomatpun tak seperti sebelumnya, bagus. Pada musim kemarau kebanyakan buah tomat kecil-kecil dan cepat busuk.  Sehingga, pedagang banyak juga yang merugi menjual bahan kebutuhan sehari -hari ini.

Sementara itu, harga bawang merah Rp. 16 ribu perkilogram begitu juga dengan bawang putih. Sedangkan penjual eceran di toko kelontong mematok harga Rp 2000 per ons atau Rp. 20 ribu perkilogram.

Hal senada juga dikatakan Ida (27) pedagang lainnya. Sejak memasuki musim kemarau, harga sayuran segar  tak stabil tergantung kualitas sayur itu sendiri. Jadi kalau pedagang eceran untuk di toko kelontong menjual jauh lebih mahal ketimbang di pasar, kata Ida itu wajar.

Karena, untuk menutupi kerugian pedagang jika sayuran segar itu membusuk disebabkan kualitas tidak baik. “Kalau dia jual murah atau mengambil selisih untung sedikit, dia tak bisa menutupi modal, karena dagangan banyak busuk dan tidak laku,” katanya.  (ref)          


Peringatan HKG PKK Berlangsung Meriah




KOTAJAMBI -  Acara puncak Peringatan Bulan Bhakti Gotongroyong ke IX dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke 40 tingkat Kota Jambi, meriah.  Panitia acara mengetengahkan hiburan dengan mendatangkan artis senior ibukota, Laila Sari.

Para undangan membludak memenuhi Gedung Abadi Convention Center (ACC)  tempat acara digelar. Acara tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 WIB hingga pukul 02.30 WIB pada Rabu (11/07).   

Pejabat yang hadir diantaranya, Walikota Jambi, dr. H. Rd. Bambang Priyanto dan Sekda Kota Jambi, Daru Protomo. Sedangkan Wakil Walikota Jambi, Muhammad Sum Indra tak kelihatan.

Beberapa pejabat yang merupakan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Setda Kota Jambi juga terlihat ikut menyemarakan acara tersebut.

Hadir juga, Ketua TP. PKK Provinsi Jambi, Ny. Yusniana Hasan Basri yang juga menyumbangkan lagu kesayangannya bersama anggota TP.PKK Provinsi dan Kota Jambi.

Walikota Jambi dr. H. Rd. Bambang Priyanto dalam sambutannya mengatakan semoga momentum peringatan ini dapat memberikan semangat dan motivasi baru kepada kader PKK.

Kemudian dapat menghadirkan sinergitas yang semakin mantap diantara berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengaklerasikan pembangunan dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga di Kota Jambi.

Menurut walikota, hingga saat ini PKK telah menjadi wadah aktivitas sosial kemasyarakatan yang mampu memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan keluarga dan masyarakat.

“Dan kita harus berbangga karena hingga saat ini PKK tetap eksis, kendati kondisi sosial, politik dan ekonomi semakin dinamis,” ujar walikota.

Walikota mengajak PKK ke depan untuk dapat meningkatkan sinergitas dan komitmen untuk bersama -sama melanjutkan program pembangunan di Kota Jambi.  (ref)

Kamis, 12 Juli 2012

Jambi Belum Swasembada Daging


                  Sapi hasil penangkaran bibit sapi di Kabupaten Tebo

JAMBI – Sejauh ini Provinsi Jambi masih belum swasembada daging, kendati Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi telah banyak menyalurkan bantuan bibit ternak sapi kepada masyarakat.

Bahkan, bantuan bibit ternak tersebut telah didistribusikan ke pelbagai sentra peternakan yang ada di Provinsi Jambi.

Seperti sentra peternakan sapi  di Desa Marosebo, Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), Kabupaten Muarojambi dan sentra peternakan sapi di Dusun Melako, Desa Lubuk Mandrasah, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo.

Direktur Budidaya Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Ir. Fauzi Luthan mengatakan pihaknya menargetkan pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau pada 2014.

Hal itu  dikatakan Fauzi Luthan pada acara Panen Raya Ternak Sapi, di Dusun Melako, Desa Lubuk Mandrasah, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Selasa (10/7)  lalu.

Menurut Fauzi Luthan, Indonesia saat ini bertahap mengurangi impor sapi mulai tahun 2010 sebesar 54 persen, 2011 - 34 persen dan pada 2012 ditargetkan 17.5 persen. Kemudian pada 2013 juga ditargetkan maksimal hanya 10 persen.

“Saat ini Provinsi Jambi belum swasembada ternak dan daging, padahal daerah ini sangat potensi untuk mencapai swasembada itu”, ujar Fauzi Lutha.  

Dia mengingatkan Pemprov Jambi tak boleh terlena oleh besarnya potensi yang dimiliki daerah tersebut.   

Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA) menyebutkan Pemprov Jambi bersama masyarakat  sejauh ini masih berupaya untuk mencapai cita –cita tersebut. 

Gubernur berharap pengembangbiakan ternak sapi bibit bantuan pemerintah hendaknya terus ditingkatkan.  Ini berguna untuk mencapai tujuan pemerintah yakni swasembada daging demi kesejahteran masyarakat Jambi.

Sementara itu, Bupati Tebo, Sukandar mengatakan kalau sektor peternakan juga  dapat menopang ketahanan Nasional. Oleh sebab itu dirinya berupaya untuk mencapai swasembada ternak dan daging seperti yang dicita-citakan. (ref)




10 Berita Paling Top