Rabu, 13 Februari 2013

Kepedulian GubernurJambi Terhadap Korban Banjir




Banjir di Jambi Masuk Status Siaga Tiga

JAMBI, TANJAB EKSPRES – Banjir di Kabupaten Batanghari, Jambi hingga saat ini sudah masuk status siaga 3. Sedikitnya 4046 KK yang tersebar di sepuluh desa di Kecamatan Bhatin XXIV, Kabupaten Batanghari, terkena banjir. Demikian dikatakan Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) ketika meninjau banjir di Batanghari, Selasa (12/2).

“Hingga saat ini banjir yang melanda Provinsi Jambi, seperti di Kabupaten Batanghari, Muarojambi dan lainnya telah masuk level siaga 3. Jadi saya berharap masyarakat perlu waspada terhadap dampak negatif dari banjir ini” ujar HBA.

Dampak negatif pasca banjir beragam, seperti diare dan penyakit lainnya. Menurut gubernur, masyarakat diharapkan berdoa agar banjir segera berlalu dan aktivitas masyarakat dapat berjalan normal seperti sidiakala.

Gubernur menyikapai banjir sebagai kejadian alam yang harus dihadapi dengan baik, musibah banjir terkadang datang tidak terduga, untuk itu gubernur juga menghimbau kepada warga yang berada didataran rendah atau rawan banjir bisa menimalisir potensi rumah terendam banjir dengan membangun rumah panggung.

Sebagai langkah awal pemerintah, gubernur memberikan bantuan kepada korban banjir. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis kepada warga yang terkena banjir. Hal ini bertujuan utnuk meringankan penderitaan korban yang terkena bencana alam. (ref)

~~~~~~~~~0000000~~~~~~~~~


Sekolah di Sengeti Masih Tergenang Banjir

MUAROJAMBI, TANJAB EKSPRES - Selain rumah penduduk beberapa sekolah di Sengeti, Kabupaten Muarojambi masih tergenang banjir. Akibatnya proses belajar mengajar ratusan siswa terganggu.

Diantara sekolah yang tergenang banjir ialah MTS Negeri Sengeti. Sedikitnya 9 ruang belajar di MTS ini tak dapat digunakan karena terndam banjir. Di halaman sekolah kedalaman air masih mencapai sekitar 30 cm.

"Ruang kelas yang terendam ini hanya ruangan yang lokasinya agak rendah, diantara 9 ruang kelas tadi sebuah ruang majelis guru juga ikut kebanjiran", ujar Ahmad Syafrizal, Kepala MTs Negeri Sengeti, Kabupaten Muarojambi kepada wartawan, Rabu (13/2).
Siswa salah satu SD di Muarojambi bermain air ketika banjir. Ft:\Rizal E

Dikatakan Safrizal, banjir ini telah terjadi sejak sepekan terakhir, namun pihaknya belum meliburkan siswa. Pihak sekolah mengambil kebijakan dengan menggabungkan kelas dalam satu ruangan. "Misalnya kelas A dan B digabung dan belajar dalam satu ruangan", tambahnya.

Kemudian siswa lainnya juga memanfaatkan ruang perpustakaan, laboratorium dan musholah untuk menjalankan proses belajar mengajar.

Safrizal menambahkan, banjir ini merupakan langganan setiap tahun, jadi diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi untuk mencarikan solusi dan langkah antisipatif terkait persoalan ini.

Salah seorang siswa MTs mengaku sangat terganggu akibat banjir, kalau belajar digabung membuat kosentrasi buyar. Terlebih lagi jumlah siswa dalam satu kelas bertambah menjadi dua kali lipat. "Kelihatannya sih senang, pada hal kawan-kawan tak dapat mengikuti pelajaran dengan baik", ujarnya.

Siswa di sekolah ini berharap pemerintah perlu memikirkan persoalan ini, karena persoalan banjir bukan yang pertama kali terjadi di sini, bahkan setiap tahun. (ref)

~~~~~~~~~~0000000~~~~~~~~~

Didera Banjir, Warga Rugi Ratusan Juta

MOVEMENTPOST, TEBO - Sebanyak 15 Kepala Keluarga (KK) Warga Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir diperkirakan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. pasalnya puluhan lahan kebun sayur-mayur milik pribadi mereka digenangi banjir kiriman. Demikian hal tersebut dikatakan Fauzan Ketua Rombongan Survei Banjir Tebo dari PC PMII Tebo Rabu (13/2) lalu.
Kebun sayur wargaTebo yang terendam banjir. FT:\ movementpost tebo

"Arus Sungai Batanghari beberapa hari terakhir sempat naik, sehingga membuat air yang berada di sawah Desa Teluk Rendah Ilir melimpah dan menggenangi lahan kebun sayur warga. Data yang kami dapat ada sebanyak 15 Petani yang gagal panen dan mengalami kerugian dengan luas lahan mencapai sekitar 15 Hektar," ujar Fauzan.

Hal senada juga dikatakan oleh Togar, salah satu petani sayur mayur di desa tersebut. "Tahun ini kita rugi besar, ada 15 petani yang gagal memanen. Baik itu tanaman cabe, ketolo, kacang sayur, maupun timun. kalau di totalkan bisa mencapai ratusan juta. sebab satu petani saja kalau kacang sayur itu bisa memanen dalam dua hari sekali sebanyak 1,5 ton," terangnya.

Sementara itu menanggapi terjadinya bencana banjir yang menimpa petani sayur mayuran ini, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Tebo, Sarjono menjawab bahwa pihaknya bisa membantu petani tersebut dengan memberikan bibit. Hanya saja petani-petani mandiri tersebut harus menjadikan diri mereka sebagai kelompok tani.

"Kita bisa bantu, tapi petani-petani sayur mayur yang selama ini memang kita kenal Teluk Rendah Ilir sebagai sentral utamanya ini harus dijadikan sebentuk kelompok tani, sehingga proses bantuannya mudah kita lakukan," terang Sarjono.(Tebo Movement*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Berita Terbaru

10 Berita Paling Top