Jakarta – Pernyataan Menteri ESDM Jero Wacik yang menyarankan
anak buahnya untuk ‘menyuap’ wartawan langsung menuai protes keras. Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) menilai Jero Wacik telah melecehkan profesi jurnalis.
Foto : Ist |
“Apa yg diucapkan
Menteri ESDM itu bertendensi melecehkan profesi jurnalis dan memprihatinkan
karena keluar dari mulut pejabat negara,” ujar Ketua Umum Aliansi Jurnalis
Independen Eko Maryadi, Rabu (21/11/2012).
Menurut Eko,
pernyataan Jero Wacik memperlihatkan bahwa dirinya adalah pejabat yang berpikir
pemerintah bisa mengontrol pers dan wartawan seperti pada zaman Orde Baru. Jero
pun diminta segera memperbaiki apa yang sudah diucapkan.
“Jangan-jangan
Menteri Jero Wacik ini berpikir wartawan itu bisa dibeli dengan murah lewat
makan siang atau disuap dengan pemberian tertentu dari fasilitas negara,”
imbuhnya.
Sebelumnya, saat
berbicara di depan karyawan eks BP Migas yang kini menjadi Satuan Kerja
Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKSP Migas), Jero
meminta seluruh karyawan untuk menjelaskan fungsi SKSP Migas kepada wartawan
agar jelas.
Tak ragu-ragu,
Jero menyarankan anak buahnya untuk tak segan-segan memberi hadiah atau
mengajak makan siang wartawan demi menjelaskan posisi SKSP Migas yang
sejelas-jelasnya.
“Wartawan harus
diajak bergerak, diajak menerangkan baik-baik. Wartawan itu kan apa yang didengar, itu yang ditulis. Kalau terus
nggak dengar apa-apa, dia nggak nulis apa-apa. Dipengaruhi oleh orang-orang
lain itu yang ditulis. Kacau sudah. Kita yang kacau.
Tetapi kalau diterangkan
sama wartawan, ajak makan siang wartawannya, sekali belum mengerti, dua kali,
dua kali belum ngerti, lima kali, lima kali belum ngerti 10 kali. Sampai dia ngerti betul,”
ujar Jero, Senin (19/11/2012).
Dalam penjelasan
tersebut, hadir juga petinggi-petinggi Kementerian ESDM yaitu Wakil Menteri
Rudi Rubiandini, Dirjen Migas Evita Legowo, Wakil SKSP Migas Johanes Widjonarko
dam 1.200 karyawan eks BP Migas lain.
Setelah itu, Jero
juga menyarankan untuk memberikan hadiah bagi wartawan yang memuat berita
dengan benar. “Begitu dimuat, periksa muatannya, sudah benar belum. Kalau mau
kasih hadiah, kasih hadiah. Kalau nggak mau kasih hadiah nggak apa-apa, tetapi
kebangetan. Masa, segede BP Migas nggak pernah mau kasih hadiah. Salah juga.
Wartawan kan rakyat, jadi harus pro rakyat,” ujar Jero.[merdeka.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar