Berpotensi Besar
Menyumbang Swasembada Pangan Nasional
Kabupaten Muarojambi
merupakan salah satu daerah penghasil komoditi unggulan. Banyak pangan dapat
diangkut dari sana,
namun saat ini kabupaten pemekaran tersebut bak berlian yang belum diasah. Jika
dipoles sedikit, bukan mustahil daerah ini akan menjadi sentra perkebunan
palawija terbesar di Provinsi Jambi. Berikut catatan Tanjab Ekspres..
RIZAL EPENDI –
MUAROJAMBI
Gubernur Jambi H.
Hasan Basri Agus (HBA) pernah memprotes ketika mencuat isu kalau cabai merah
yang dijual di Pasar Tradisonal Angsoduo Kota Jambi didatangkan dari Pulau
Jawa.
|
H. Burhanuddin Mahir |
HBA mengatakan kabar
itu tidak benar, karena dirinya tahu persis kalau di Provinsi Jambi banyak
terdapat daerah penghasil komoditi pertanian seperti cabai merah yakni di Desa
Bukit Kayangan, Kabupaten Kerinci.
Sebenarnya selain di Kabupaten
Kerinci, perkebunan cabai merah juga banyak terdapat di Kabupaten Muarojambi.
Lokasinya tak jauh dari Kota Jambi, hanya sekitar tiga kilometer, persisnya di
Desa Sumberagung, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.
Menurut petani di sana, cabai merah yang
ditanam secara tumpangsari dengan tanaman kelapa sawit tersebut, dalam satu
batang pohon dapat dipanen hingga 14 kali, sebelum tanaman itu mati.
Produksinya sungguh berlimpah,
kualitasnya bagus tak kala dengan kualitas cabai merah di Kabupaten Kerinci.
Bahkan Bupati Muarojambi berdecak kagum ketika melihat hasil panen cabai merah
tersebut, Rabu (18/07) lalu.
Perkebunan cabai merah
ini mengundang perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi.
Menurut Burhanuddin Mahir, Pemkab Muarojambi akan terus mensuport petani guna
mengembangkan komoditi ini.
“Saya salut dan
berharap agar perkebunan cabai merah unggul ini dapat dikembangkan sehingga dapat
menjadi contoh bagi desa – desa lain,” ujar Burhanuddin Mahir.
Selain tanaman cabai
merah, di Kabupaten Muarojambi juga terdapat perkebunan jagung hibryda.
Lokasinya sedikit mengarah ke sebelah Timur Provinsi Jambi, persisnya di Desa
Mekarsari, Kecamatan Kumpeh Ilir.
Berdasarkan data dari Dinas
Pertanian Kabupaten Muarojambi, luas tanaman jagung hibryda di Kecamatan Kumpeh
Ilir ini mencapai 2. 510 hektar. Letaknya
tersebar di 11 desa diantaranya Desa Jebus, Londrang, Gedongkarya dan Desa Bungur.
Kemudian di Desa
Sukarejo serta Desa Pematang Raman. Perkebunan ini dikelola 1. 522 petani yang terhimpun
dalam 43 kelompok tani. Saking berlimpahnya hasil panen jagung hibryda,
Kabupaten Muarojambi dapat menyumbang 41. 06 persen dari jumlah produksi jagung
hibryda di Provinsi Jambi.
Sedangkan di Desa
Pematang Raman, selain jagung terdapat sedikitnya 177 hektar sawah hasil
program optimasi lahan tidur (OPL). Produksi padi di desa ini tak hanya menyumbang
pencapaian program swasembada beras di Kabupaten Muarojambi, tapi menyumbang
pencapaian program swasembada beras Provinsi Jambi, bahkan swasembada beras
Nasional.
Tak ketinggalan pula
perkebunan kacang kedelai, sayur-sayuran segar seperti terong, tomat, kisik dan
kacang panjang yang ditanam petani secara tumpang sari dengan tanaman ubi kayu
dan ubi rambat.
|
Buah Nenas Segar : Hasil perkebunan nenas di Desa Tangkit Lama, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi |
Selanjutnya di
Kecamatan Sungaigelam, hasil pertanian di sini juga tak kalah menggiurkan
ketimbang kecamatan lain di Kabupaten Muarojambi. Namun hingga kini para petani
di sana masih
membutuhkan perhatian serius
pemerintah.
Salah seorang petani, Alwi
(47) Warga Desa Kebon Sembilan, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi,
Provinsi Jambi, Jumat (27/07) bercerita kepada koran ini. Kata Alwi, selain karet dan kelapa sawit di sana juga terdapat
perkebunan cokelat (kakao), pinang, kelapa dan tebu.
Ada juga beragam kebun buah
musiman seperti rambutan, durian dan duku. Komoditi lain disektor perikanan
juga terdapat kolam ikan milik warga yang kerapkali ikut meramaikan pasokan
ikan segar di Pasar Tradisional Angsoduo, Kota Jambi.
Dengan telah
tersedianya komoditi tersebut diharapkan ada uluran tangan pemerintah, agar
potensi di daerah itu dapat dikembangkan. Bahkan dikatakan Alwi, para petani bersedia
membentuk kelompok tani untuk memperoleh pinjaman modal.
”Untuk buah pinang
saja kalau dikumpulkan dalam satu bulan bisa menghasilkan satu ton,” ujar Alwi.
Sementara di Desa
Tangkit - masih satu kecamatan dengan Desa Sungaigelam - terkenal dengan
produksi selai dan dodol nenas serta buah nenas segar. Komoditi pertanian di sana tak hanya ikut
meramaikan pasaran buah – buahan segar di Jambi, namun merambah hingga ke Pekan
Baru, Palembang dan Lampung.
Makanya Desa ini didaulat
menjadi daerah penghasil buah nenas segar terbesar di Provinsi Jambi.
Muhadi warga Desa
tangkit menyebutkan harga jual buah nenas segar berkisar Rp. 800 hingga Rp.
1000 perbuah jika membeli dalam jumlah besar. Namun kalau hanya untuk oleh-oleh
harganya sedikit lebih mahal bahkan mencapai Rp. 2500 perbuah.
Muhadi membenarkan
kalau dirinya pernah memasok buah nenas segar dari Desa Tangkit ke Kabupaten Linggau,
Sumatera Selatan. Tapi kalau menurut salah seorang tokoh masyarakat di sana H. Muhammad Akil, nama Desa Tangkit sudah dikenal orang sampai
ke Malaysia
lewat produksi selai dan dodol nenas.
Lain lagi di Desa Air
Hitam Kecamatan Jambi Luar Kota
(Jaluko), Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Selain tanaman padi dan kelapa sawit, petani di sana banyak yang berkebun pinang.
Namun belum diperoleh
informasi akurat tentang luas perkebunan pinang di sini, yang jelas dalam
sebulan rata-rata desa ini dapat memproduksi satu ton buah pinang kering.
Buah pinang ini
merupakan salah satu komoditi unggulan di sana.
Petani penggarap ialah petani karet dan sawit yang nyambi menanam pinang. Tidak
ada perkebunan pinang skala besar di sana,
namun demikian desa itu termasuk penghasil pinang terbesar setelah Kabupaten
Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur.
Menurut Mardi (37)
warga Desa Air Hitam, buah pinang yang di hasilkan di desa tersebut merupakan
buah pinang yang ditanam warga diperbatasan lahan antar warga.
|
Pintu Gerbang Desa Tangkit Baru |
Kemudian ada juga yang
berasal dari tanaman pinang yang ditanam di pekarangan rumah warga.
"Disini belum ada kebun pinang yang terlalu luas, hanya berupa tanaman selingan,"
kata Mardi.
Trus, kalau di Desa Kasang Pudak, Kecamatan Kumpeh
Ulu, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi banyak terdapat kolam ikan dan sawah warga. Desa ini termasuk salah
satu daerah penghasil komoditi unggulan dari sektor perikanan dan pertanian.
Selanjutnya di
Kecamatan Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Daerah ini terkenal dengan perkebunan kelapa sawit.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar untuk Kabupaten Muarojambi bahkan bersumber dari
Kecamatan Sungaibahar.
Ini pernah dikatakan
Anggota DPRD Provinsi Jambi, Daerah Pemilihan (Dapil) Batanghari – Muarojambi,
Hj. Fatmawati As’ad Syam kepada Koran ini di Gedung DPRD Provinsi Jambi
beberapa waktu lalu.
Menurut Fatmawati,
kalau dikelola dengan baik, komoditi pertanian di Kecamatan Sungaibahar, dapat
menghasilkan PAD yang lebih besar dari sebelumnya. Saat ini saja PAD yang dihasilkan oleh kecamatan
itu sudah lebih dari Rp. 3 Miliar per
minggu.
Mengenai perkebunan
karet, pada 2009 Pemkab Muarojambi telah menjalankan program revitalisasi
karet. Bahkan dari delapan kecamatan
yang ada di Kabupaten Muarojambi, satu-satunya kecamatan yang mendapat jatah
program revitaslisasi perkebunan karet hanya Kecamatan Sungaibahar.
Kecamatan ini ditunjuk
sebagai sasaran program revitalisasi perkebunan karena dianggap memenuhi syarat
yakni usia perkebunan diatas 25 tahun. Masih segar dalam ingatan, kalau daerah
ini juga terdapat sentra peternakan sapi yang menyumbang kebutuhan daging cukup
besar untuk masyarakat Jambi.
|
Perkebunan Nenas Warga Tangkit Lama |
Peternakan sapi ini
dikelola oleh Perseroan Terbatas Perkebunan
Nusantasa (PTPN) 6 Jambi. Pihak perusahaan tak payah memberi makan ternak sapi,
mereka mengolah dahan kelapa sawit untuk dijadikan makanan sapi, sedangkan
kotoran sapi diolah kembali menjadi pupuk kandang yang dibutuhkan petani kelapa
sawit*** (Tulisan ini telah terbit di Harian Tanjab Ekspres Edisi Senin 30 Juli 2012, Halaman 3)