SUMATERA SELATAN – Melambungnya harga kedelai, bahan baku pembuat tempe dan tahu
hingga 35 persen, berdampak pada kelangkaan tempe dan tahu di Pasar
Baturaja.
Pedagang yang berjualan makanan khas Indonesia ini mengatakan, stok
tempe dan tahu yang dijual hanya sedikit.
“Bahkan sekarang harganya naik
100 persen dari biasanya. Kalau sekarang tempe ukuran sedang dijual
Rp2.000, padahal sebelumnya hanya Rp1.000,” kata Endang, pedagang
sayuran di Pasar Baturaja.
Pedagang Tahu Tempe di Baturaja |
Kenaikan harga serupa, lanjutnya, juga
berlaku untuk komoditas tahu yang ternyata naik cukup tajam. Untuk satu
butir tahu putih, sekarang dijual Rp2.000. Padahal sebelumnya Rp1.200.
“Kita terpaksa menaikkan harga tempe dan tahu karena harga dari produsen
juga sudah naik,” ujarnya.
Meski harga kedua komoditas ini naik,
namun tetap saja habis dibeli konsumen. “Makanan ini sudah memiliki
pangsa pasar tersendiri, sehingga masalah harga tidak terlalu
dipermasalahkan,” katanya.
Namun, dengan stok dagangan tempe dan
tahu yang sangat sedikit, lanjutnya, maka keuntungan yang didapat pun
sangat sedikit. “Meski harga naik hingga 100 persen, namun keuntungan
yang didapat justru menurun hingga 50 persen. Kalau selama ini omzetnya
bisa mencapai Rp250 ribu, sekarang tinggal Rp150 ribu,” paparnya
Di
Pagaralam, meski harga tempe dan tahu tidak naik, tetapi ukurannya
diperkecil. “Kita hanya bisa mengecilkan ukurannya saja, tak berani
menaikkan harga jual. Jika harga naik pasti diprotes ibu-ibu,” ujar
Daus, pedagang di Pasar Terminal Nendagung.
Daus mengakui, dengan
ukuran tahu dan tempe yang mengecil, banyak di antara pembeli memilih
pergi daripada menawar atau membeli. “Jujur saja, dengan kondisi
sekarang pedagang hanya meraup keuntungan lebih sedikit,” katanya.
Senada
dikatakan Mirna (28), pedagang lainnya. “Tempe dan tahu mulai sulit
didapat karena semua pembuat tahu mengurangi produksi mereka. Biasanya
kita dapat kiriman 50 potong tahu, tetapi sekarang tak lebih dari 30
potong,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perindakop UKM dan UPTD
Pasar Drs Anwar Rasyid MM melalui stafnya Budiarjo Sahar mengakui,
kenaikan harga kedelai sangat mempengaruhi harga tahu dan tempe di
pasaran, khususnya di Pagaralam. “Kita tidak bisa berbuat banyak, jadi
pedagang mencari solusi terbaik terkait kondisi ini,” bebernya.(Dikutip Dari Harian Sumeks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar