Ratusan
Ribu Hektar Sawah Hilang, 52 Persen Irigasi Rusak
JAMBI,
TANJAB EKSPRES – Rawan pangan secara Nasional terus mengintai karena menurunya
produksi beras akibat petani marak mengalihfunsikan lahan pertanian dengan
menanam komoditi lain selain padi.
Menteri
Pertanian RI Ir. H. Suswono mengatakan, secara Nasional saat ini 100 ribu
hektar sawah telah dialih fungsi. Akibatnya, Pemerintah Pusat harus merogoh
kocek cukup besar untuk mengembalikan sawah yang hilang tersebut.
“Untuk
mencetak sawah baru kita harus mengeluarkan biaya tak kurang dari Rp.11 juta
perhektar”, ujar Suswono ketika menghadiri panen raya di Kabupaten Kerinci,
Jambi, Minggu (15,07).
Menurut
Suswono, tahun depan direncanakan pemerintah akan mencetak 1000 hektar sawah
baru di Kabupaten Kerinci. Tujuannya untuk menunjang target swasembada beras
Nasional 2014.
Bahkan,
seluruh Indonesia,
tahun ini pemerintah akan mencetak sawah baru sejumlah sawah yang hilang yakni
100 ribu hektar. Guna menunjang
keberhasilan dibidang pertanian ini, pemerintah telah membentuk Komisi Pengawas
Pupuk dan Pestisida (KP3).
Kendala
lain dalam mencapai swasembada beras, saat ini 52 % irigasi secara Nasional
rusak. Untuk memperbaikinya Negara harus mengeluarkan biaya Rp 3 triliun.
Melihat kondisi itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi berpartisipasi aktif mendorong kabupaten se Provinsi Jambi untuk mewujudkan ketahanan pangan. Hal itu dikemukakan Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, H. Fachrori Umar dalam Kunjungan Kerja Menteri Pertanian RI)di Kabupaten Kerinci.
Menurut
Fahcrori Umar, Pemprov Jambi terus berupaya mamacu produksi pangan dengan
mensinergikan kegiatan-kegiatan yang didanai APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, dan swadaya masyarakat.
Fahcrori Umar juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Pusat yang sejak tahun 2006 telah mengalokasikan dana APBN untuk cetak sawah baru di Provinsi Jambi.
Bahkan Kata Fahcrori Umar, Kementerian Pertanian RI, telah mengalokasikan dana untuk cetak sawah baru di Provinsi Jambi seluas 5.859 hektar dalam kurun waktu tujuh tahun.
Sementara
itu, Bupati Kerinci H. Murasman menyebutkan hasil produk pertanian masyarakat
Kerinci cukup bagus. Namun produksi padi tersebut sering kali tidak diimbangi
oleh harga jual. Ini menjadi persoalan yang kerapkali dikeluhkan petani.
Murasman
berharap, Pemprov dan Pemerintah Pusat dapat bersama-sama mengatasi persoalan
itu. (ref)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar