JAMBI, TANJAB EKSPRES – Provinsi Jambi hingga saat ini masih mendatangkan kedelai dari Amerika Serikat dan Malaysia. Bahan baku untuk membuat tahu dan tempe tersebut masuk ke Jambi melalui Batam, Kepulauan Riau kemudian dibawa ke Kota Jambi lewat Kota Kualatungkal, Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar).
Gubernur ketika meninjau pengrajin tahu tempe. Foto : Rizal Ependi |
Ketika itu HBA didampingi Walikota Jambi, H. Bambang
Priyanto beserta Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Jambi dan Kepala SKPD Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi.
Menurut HBA, keuntungan Jambi ditengah keterpurukan
pengusaha kedelai secara Nasional ini, karena Provinsi Jambi lebih dekat
aksesnya dengan luar negeri (Malaysia dan Singapura).
Sehingga pengusaha tahu
tempe di Jambi tak begitu kesulitan memperoleh bahan baku. ”Sampai saat ini
stok kedelai di Jambi masih aman, tinggal lagi masalah tingginya harga,” ujar
HBA.
Kendati demikian, Sadikin
pengusaha tahu tempe menyebutkan rencananya 91 pengusaha tahu tempe di Kota
Jambi akan menghetikan sementara produksinya selama tiga hari untuk mengambil
aba-aba menaikan harga tahu tempe di pasaran.
Harga itu akan naik
sekitar Rp 500 perpotong dari sebelumnya harga Rp. 2000 mejadi Rp.2.500
perpotong.
Tempe yang belum dipotong. Foto : Rizal Ependi |
Dikatakan Abdul Kadir, kedelai lokal produksinya tidak
mencukupi, para petani kedelai di Jambi masih belum bisa memproduksi kedelai sesui
harapan. Karena dipanen saat kedelai belum tua dan belum kering, sehingga kadar
airnya tinggi.
”Ini meyebabkan kualitas produksi tempe kurang bagus,
tapi dapat digunakan untuk membuat tahu”, kata Abdul Kadir. (ref)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar