TANJABEKSPRES,
JAMBI – Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, H. Fachrori Umar meminta para pengusaha tempat hiburan malam
(THM) di Provinsi Jambi menutup sementara ushanya selama bulan suci Ramadhan.
Karena
THM ini dapat mengganggu ketenangan umat Islam berpuasa dan dapat menodai
kesucian bulan Ramadhan. Hal itu
dikatakan Wagub Jambi kepada wartawan belum lama ini.
Menurut
Wagub, pihak pengusaha THM harus menghormati umat
H. Facrori Umar
Islam yang sedang menjalankan
ibadah puasa. Sehingga keharmonisan di
tengah masyarakat dapat terjaga dengan baik.
Selain
itu Wagub juga mengimbau seluruh rumah makan (RM) di Kota Jambi untuk tidak
membuka dagangannya secara fulgar. Pengusaha diharuskan memasang tabir agar
persediaan makanan tidak terlihat secara kasat mata.
Himbauan
ini berlaku tak hanya kepada pengusaha RM, namun seluruh pedagang makanan
diharapkan dapat mengindahkan himbauan ini.
Pantauan
koran ini, anstusias umat Islam menyambut datangnya bulan Ramadhan mulai
terasa. Ini terbukti dengan naiknya harga berbagai kebutuhan pokok di Pasar
Tradisional Angsoduo dan Pasar Baru Talangbanjar, Kota Jambi.
Harga cabe merah kriting, misalnya, di Pasar
Tradisional Angso Duo harga cabe merah keriting mencapai Rp. 28 ribu
perkilogram atau Rp. 2.800 per ons. Hal
itu dikatakan Melina Tampubolon (32) salah seorang pedagang di Pasar
Tradisional Angsoduo, Minggu (15/07).
Menurut Melina, tingginya harga cabe merah
keriting dari sebelumnya hanya Rp. 24 000 perkilogram tersebut mungkin
disebabkan banyaknya petani cabe gagal panen akibat musim kemarau.
“Kalau musim kemarau biasanya cabe banyak mati,
apalagi petani tidak rajin menyiram tanaman cabe tersebut. Jadi kalau cabe
sulit, harga jualnya akan naik,” ujar Melina.
Menurut Melina, tak hanya cabe yang harganya
tinggi, harga tomatpun menembus Rp. 10 ribu perkilagram. Sedangkan di Pasar Tradisional Angsoduo hanya
Rp. 4000 perkilogram.
Kualitas buah tomatpun tak seperti sebelumnya,
bagus. Pada musim kemarau kebanyakan buah tomat kecil-kecil dan cepat
busuk. Sehingga, pedagang banyak juga
yang merugi menjual bahan kebutuhan sehari -hari ini.
Sementara itu, harga bawang merah Rp. 16 ribu
perkilogram begitu juga dengan bawang putih. Sedangkan penjual eceran di toko
kelontong mematok harga Rp 2000 per ons atau Rp. 20 ribu perkilogram.
Hal senada juga dikatakan Ida (27) pedagang
lainnya. Sejak memasuki musim kemarau, harga sayuran segar tak stabil tergantung kualitas sayur itu
sendiri. Jadi kalau pedagang eceran untuk di toko kelontong menjual jauh lebih
mahal ketimbang di pasar, kata Ida itu wajar.
Karena, untuk menutupi kerugian pedagang jika
sayuran segar itu membusuk disebabkan kualitas tidak baik. “Kalau dia jual
murah atau mengambil selisih untung sedikit, dia tak bisa menutupi modal,
karena dagangan banyak busuk dan tidak laku,” katanya. (ref)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar