JAMBI, TANJAB EKSPRES - Sebagian warga Kota Jambi meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi melokalisir kawasan banjir di Desa Niaso, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi.
Pemkab Muarojambi diharapkan cepat tanggap dan mencarikan solusi terkait persoalan ini. " Seharusnya pemerintah memasang plang merk berisi larangan pada warga agar tidak bermain dan mandi di kawasan banjir", ujar Hidayat (48) salah seorang warga Kota Jambi, kepada Tanjab Ekspres, Senin (25/2).
Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) sedang mencuci pakaian di air banjir. Ft:\RE |
Hal senada juga dikatakan warga Desa Simpang Kunangan, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muarojambi, Husaini (30). Menurut dia kalau dibiarkan bukan tidak mungkin akan jatuh korban lagi mengingat bencana banjir tahun 2013 ini tergolong besar dalam sepuluh tahun terakhir.
"Memang di Jambi masih banyak warga yang tak dapat berenang, apalagi warga yang tinggal jauh dari kawasan Sungai Batanghari", tukasnya. Harapan serupa juga banyak diungkapkan warga Kota Jambi yang mengetahui telah banyaknya jatuh korban jiwa di kawasan banjir tersebut.
Pantauan Tanjab Ekspres dalam seminggu terakhir, aktivitas warga memanfaatkan moment banjir ini teramat banyak. Mulai dari mengoperasikan ojek gerobak, ojek perahu, bahkan menawarkan jasa parkir kendaraan bermotor 24 jam bagi warga yang rumahnya sulit dijangkau dengan sepeda motor karena banjir.
Kemudian sebagian ibu rumah tangga (IRT) bahkan memanfaatkan banjir ini untuk mencuci pakaian serta berbagai perabotan rumah tangga. Ironisnya, anak-anak seusia sekolah dasar (SD) dibiarkan begitu saja bermain air dalam kawasan banjir yang kedalamannya setinggi dada orang dewasa.
"Kalau mereka tidak takut lagi, karena sudah biasa mandi di sungai", ujar salah seorang IRT kepada koran ini di Kelurahan Sijenjang, Senin (25/2). Pemandangan lain, anak-anak tersebut bahkan memanjat batang pohon dan terjun ke air banjir, sebagai bagian dari aktivitas mandi berenang di kawasan banjir.
Anak-anak bermain banjir di kawasan banjir dekat rumahnya. Ft:\RE |
Ironisnya, warga yang melihat, bahkan orang tua dari salah satu anak, malah terkesan tak mempedulikan prilaku mereka. Memang, anak-anak tersebut bermain di kawasan banjir di sekitar rumahnya.
Adalagi di Jalan Lingkar Timur, Kelurahan Payoselincah, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi. Warga malah sengaja mengajak anak-anak mereka mandi di sepanjang jalan itu, karena ada beberapa titik pada ruas jalan tersebut yang tergenang air sebatas betis orang dewasa.
Sementara itu, disisi lain kendaraan bertonase berat dan sepeda motor lalu-lalang melintas di sana. Bak sebuah hiburan musiman, begitulah kira-kira sebagian warga Kota Jambi berbondong-bondong ke kawasan Pasar 46 tersebut hanya untuk bersantai dan bermain air.
Melihat Kondisi itu, Koordinator Satgas Pusdalops, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, M. Dalmanto menyatakan anggotanya setiap hari akan melakukan patroli keliling guna melarang warga mandi dan bermain di kawasan banjir pada lokasi yang dianggap membahayakan.
Lahan Parkir dadakan pada musim banjir. Ft:\ RE |
Larangan ini pula diperkuat oleh telah banyaknya jatuh korban tewas akibat tenggelam di kawasan banjir. "Kita akan berpatroli dan melarang warga mandi di sungai selagi banjir belum surut", ujar Dalmanto kepada wartawan.
Belum diperoleh konfrimasi dari Pemkab Muarojambi terkait persoalan ini. Sedangkan Camat Kumpeh Ulu, Wahyudi ketika hendak dikonfirmasi Tanjab Ekspres di kantornya, Senin (25/2) mengaku belum dapat memberikan keterangan, karena dirinya mau ke Desa Sungaiterap guna menyalurkan bantuan banjir.
Namun, Sekretaris Camat (Sekcam) Kumpeh Ulu, Sobri tidak berani memberikan komentar tanpa seizin atasannya. "Kalau pak camatnya ada, saya minta maaf, saya tidak berani memberikan komentar", tandasnya. (ref/kon)
~~~~~~~~00000~~~~~~~~~
Oktober Sidang Pleno ISEI Rencananya Digelar di Jambi
JAMBI, TANJAB EKSPRES - Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) se Indonesia rencananya akan dilaksanakan di Jambi. Demikian dikatakan Ketua ISEI Provinsi Jambi, H. Syamsurizal Tan pada acara Seminar Nasional Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dalam Stabilitas Perbangkan Nasional, di Hotel Abadi Swite, Kota Jambi, Senin (25/2).
"Sidang pleno ini akan dilaksanakan pada Oktober 2013, saya dan pengurus lainnya akan menjadikan ISEI sebagai patner pemerintah dalam perumusan kebijakan daerah ", ujarnya.
Hal ini sesuai dengan harapan Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, H. Fahcrori Umar, kalau pengurus ISEI hendaknya berkontribusi kongkret bagi pembangunan dan kemajuan Provinsi Jambi.
Wakil Gubernur Jambi, H. Fahcrori Umar. Ft:\RE |
Sebagai komunitas yang berkecimpung dalam bidang ekonomi, kata Wagub, ISEI diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang berguna bagi masyarakat, sebagai sektor yang sangat penting dalam pembangunan.
Sementara itu, Ketua LPS, Mirza Aditya Swara menyebutkan, LPS didirikan untuk menggantikan tugas badan penyehatan perbankan. Lembaga ini berdiri tahun 2005 yang fungsinya menjaga simpanan masyarakat di Bank dan turut serta menjaga stabilitas sistem keuangan.
Menurut Mirza, pembentukan LPS sebagai penerus badan penyehatan perbankan, belajar dari krisis ekomoni Indonesia pada tahun 2008. Saat itu sekitar 60 bank di Indonesia ditutup, namun uang nasabah dikembalikan dan semuanya menjadi tanggungan Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN).
"Setelah dibentuknya LPS, uang nasabah dari bank yang ditutup tidak menggunakan APBN lagi, tetapi dari premi yang dibayar oleh bank kepada LPS", tuturnya. (ref)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar