JAMBI, TANJAB EKSPRES – Dalam kurun waktu tujuh tahun (2004 -2011) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah dirugikan puluhan triliun rupiah, persisnya sebesar Rp. 34.4 triliun, ini akibat ulah dari para koruptor.
“Besarnya kerugian negara ini
mempengaruhi kesejahteraan rakyat Indonesia,”
ujar Wakil Ketua (Waka) Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas dalam sambutannya pada acara
silahturahmi Muhammadiyah Jambi, di Jambi, Minggu (16/9).
Komisi Pemberantasan Korupsi |
Namun, lanjut Muqoddas, negara
ini masih bisa diperbaiki dan prilaku koruptif dapat dicegah dengan
mengoptimalkan peran keluarga dan masyarakat. “Karena keluarga yang melakukan
korupsi setelah diteliti tidak menerapkan amar ma'ruf nahi mungkar,” sebutnya.
Ironisnya, sebelum melakukan
korupsi, para koruptor telah mempersiapkan pembicaraan yang khusyuk, mereka
nekat dan bekerjasama. Dan para koruptor ini bukanlah orang yang berpendidikan
rendah, mereka orang – orang yang cerdas, tapi hatinya belum cerdas.
Pimpinan Muhammadiyah Pusat, Dadang Kahmad, mengatakan orang yang tidak takut kepada Allah tidak akan pernah bersatu. "Tidak mungkin memberantas korupsi kalau tidak bersatu, sebab persatuan adalah modal kemajuan bangsa”, kata Dadang.
Muhammadiyah mengikrarkan akan membantu KPK dalam memberantas korupsi, dan organisasi ini bermaksud memiliki program unggulan disetiap daerah. Diantaranya menggelar dakwah dengan pola menyentuh masyarakat mulai kalangan bawah hingga papan atas.
“Kita juga akan meluruskan
ideologi Muhammadiyah yang banyak digerogoti ideologi lain,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA) melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Syahrasaddin ketika menghadiri silaturrahmi Muhammadiyah Jambi tersebut, memberikan apresiasi tinggi terhadap perhelatan itu.
Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas. Ft\ Ist |
”Kejahatan korupsi sangat erat kaitannya dengan permasalahan moral dan mental umat”, kata Syahrasaddin membacakan sambutan gubernur.
Dikatakan, korupsi bisa berdampak terhadap persatuan, kesenjangan sosial juga mampu menjadi konflik sosial, salah satu upaya mencegah korupsi dengan upaya bersama untuk memberantasnya.
"Kata kuncinya menumbuhkan
ikatan persaudaraan dengan keimanan yang menjelma dalam diri yang khusyuk
kepada Allah dan beramal soleh," tandasnya. (ref)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar