JAMBI,
TANJAB EKSPRES – Usulan anggaran sebesar Rp. 75 miliar (APBN) untuk pembangunan
proyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi kepada pemerintah
pusat masih dalam tahap pembahasan.
Sejauh
ini belum diketahui pasti jumlah dana yang akan dikucurkan untuk membantu
pengembangan pembangunan sarana dan prasarana rumah sakit tersebut.
Hal itu
dikatakan Direktur Jendral (Dirjen) Bina Usaha Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, dr. Supriyantoro ketika membacakan
sambutannya waktu mengunjungi RSUD Raden Mattaher Jambi, Selasa (25/9).
Diakatakan, pembahasan dimaksud
yakni masalah usulan bantuan dana sebesar Rp. 75 miliar. “ Ini berap dibantu
nilainya belum dketahui pasti, sebab yang utama kita harus prioritas nasional
dan melihat pemerataan akses dan mutu pelayanan kesehatan”, ujarnya.
Gubernur Jambi HBA dan Proyek RSUD Raden Mattaher Jambi. Ft\Ist |
Sedangkan
Wakil Ketua (Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Dr. H. Rizal Djalil berharap
kepada dirjen hendaknya pemerintah pusat dapat membantu uapaya Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Jambi meningkatkan sarana dan prasarana di rumah sakit
tersebut.
“Inilah
tujuan saya mengajak pak dirjen ke Jambi, dengan harapan pemerintah pusat dapat
membantu melengkapi fasilitas layanan kesehatan ini,” ujar Rijal Djalil. Dia melanjutkan bahwa bantuan dari pemerintah
pusat sangat memiliki arti penting bagi Provinsi Jambi.
“Sebelum
dirujuk ke rumah sakit lain, tugas pokok rumah sakit ini lebih fokus dengan
pelayanan canggih, tentu saja rumah sakit daerah harus diberdayakan,”
kata Rijal. Kalau bias usul bantuan pusat Rp. 60 miliar, separoh untuk alat
kesehatan dan Rp. 30 miliar sisanya untuk bangunan fisik.
Sementara itu Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA) mengatakan, kesehatan
menjadi modal utama dalam pembangunan salah satunya dengan meningkatkan
pelayanan rumah sakit. “Ini merupakan langkah awal kita untuk mencapai program
Jambi Emas 2015,” kata HBA.
Peningkatan layanan kesehatan ini didasari oleh kondisi masyarakat Jambi yang
semakin membutuhkan rumah sakit, sedangkan kondisinya masih banyak pasien yang
tidak mendapatkan tempat tidur untuk rawat inap.
Menurut HBA, pada 2013 dirinya
berupaya membangun layanan kesehatan kelas dua, satu dan ruangan VIP. Dengan
begitu, RSUD raden Mattaher diharapkan
dapat menampung sedikitnya 1000 pasien.
“Nanti kita usahakan tempat
tidurnya menjadi 1000, sedangkan saat ini tak sampai separoh dari itu, yakni
hanya 400 tempat tidur,” ucap HBA. Kekurangan ruangan dan tempat tidur pasien
ini merupakan salah satu kendala pihak rumah sakit untuk memberikan pelayanan
terbaik.
Jika sudah maksimal, tentu saja
pendapatan yang diperoleh akan menigkat, saat ini pendapatan rumah sakit
tersebut hanya Rp. 50.5 miliar pertahun. Kalau terus meningkat bukan tidak
mungkin rumah sakit ini dapat menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Provinsi
Jambi. (ref)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar