Minggu, 24 Februari 2013

Penghitungan Kerugian Akibat Banjir Belum Rampung

 Pemerintah Nyatakan Status Darurat Banjir

JAMBI, TANJAB EKSPRES - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi melansir hingga saat ini total kerugian para korban banjir se Provinsi Jambi belum dapat dihitung seluruhnya.

Alasannya debit air di Sungai Batanghari pada hari Jumat (22/2) masih mencapai 14.35 meter, sehingga para korban banjir terus bertambah.

Stasiun Duga Air Automatik. Ft:\ Rizal E
Luapan air Sungai Batanghari tersebut menggenangi sedikitnya 55 ribu rumah warga dan menenggelamkan 5 ribu hektar lahan pertanian se Provinsi Jambi. Hal ini dikatakan Kepala Seksi (Kasi) Penanggulangan Bencana BPBD Provinsi Jambi, Dalmanto kepada wartawan, Jumat (22/2).

Sedangkan, pada Sabtu (23/2) Dalmanto menyebutkan kondisi debit air di Sungai Batanghari telah turut sebanyak 2 cm. Hal itu disebabkan tidak ada hujan di daerah uluan. Namun dirinya belum dapat memprediksi kapan air bisa surut.

Menurutnya, dari 11 saat ini 8 kabupaten/kota di Provinsi Jambi didera banjir, yakni : Kabupaten Muarojambi, Batanghari, Kota Jambi, Sarolangun, Kerinci, Bungo, Tebo, Tanjabtim dan Merangin.

"Saat ini baru Kabupaten Sarolangun yang telah terdata menderita kerugian lebih dari 15 miliar", ujarnya. Dikatakannya, banjir yang terjadi di Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi disebabkan masih tingginya curah hujan di bagian hulu.
Banjir di Kelurahan Tanjungjohor. Ft:\Ist

Sejauh ini, pemerintah telah menyalurkan berbagai bantuan dan penanganan para korban banjir ditugaskan tim terpadu yang telah dibentuk. Tim terpadu ini akan terus bekerja selagi kondisi banjir belum surut.

BPBD Provinsi Jambi memprediksi sedikitnya 2000 kepala keluarga (KK) telah berada di tenda pengunsian yang tersebar disembilan titik tenda pengungsi bantuan pemerintah. "Saya menghimbah warga yang rumahnya terendam segera mengungsi", tukasnya.

Berdasarkan Stasiun Duga Air Aoutomatik milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jambi, di Taman Tanggo Rajo, Kecamatan Pasar, Kota Jambi, hingga Minggu (24/2) menunjukan, ketinggian permukaan air Sungai Batanghari masih pada angka 14.33 meter.

Arus sungai tersebut terlihat sangat deras dan keruh, cenderung berbusa. Akitivitas warga tak banyak dilakukan seperti biasanya. Warga takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan mengingat telah banyak korban berjatuhan terseret arus.
Banjir di Kelurahan Tahtul Yaman. Ft:\Ist

Pantauan Tanjab Ekpres di beberapa lokasi banjir di Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi dalam seminggu terakhir, selain mendera 60 unit gedung sekolah, seperti yang dikatakan BPBD, banjir juga menggenangi fasilitas publik lainnya seperti, beberapa ruas jalan, perkantoran pemerintah, puskemas, langgar/mushola dan tempat pemakaman umum (TPU).

Kemudian, dermaga / pelabuhan, kolam / kerambah ikan, lapangan olahraga, sebagian kawasan pasar dan gudang penyimpanan material serta beberapa unit alat berat dan kendaraan milik perusahaan swasta.

Melihat kondisi ini, Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) menyatakan status banjir di Provinsi Jambi masuk fase darurat banjir. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi juga telah menyalurkan bantuan untuk korban banjir kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan nilai bervariatif dari Rp.100 hingga Rp. 250 Juta, sesuai kondisi korban. (ref) 


~~~~~~~~~0000000~~~~~~~~~


Antisipasi Kemungkinan Ricuh Soal Pulau Berhala

Polisi Upayakan Pendekatan Masyarakat

JAMBI, TANJAB EKSPRES - Polisi Daerah (Polda) Jambi berupaya melakukan pendekatan kepada masyarakat, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi terkait keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan Pulau Berhala milik Kepulauan Riau (Kepri).

Pulau Berhala. Inset Warga Jambi di Pulau Berhala. Ft:\ RE
Polda Jambi masih menempatkan personilnya di sana dan berkoordinasi dengan Polda Kepri. Demikian dikatakan Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Jambi, Brigjen Pol. Ade Husein Kartadipura kepada wartawan, Jumat (22/2).


Polda Jambi berharap tak terjadi gejolak pasca perubahan status kepemilikan Pulau Berhala tersebut. "Sejauh ini tidak ada gejolak, dan kita berharap jangan sampai terjadi. Makanya kita melakukan pendekatan kepada masyarakat", ujar Kapolda.

Terpisah, Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) mengaku Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi telah berusaha maksimal untuk mempertahankan Pulau Berhala jangan sampai lepas dari Provinsi Jambi.

Namun menurut gubernur, dirinya hanya melanjutkan perjuangan pemimpin terdahulu. Atas keputusan ini gubernur masih tetap akan berupaya mencari cela dari keputusan MK. " Jadi bukan tidak mungkin kalau ada cela dan keputusan dinilai ganjil Pemprov Jambi akan melakukan gugatan kembali", tukasnya. 

Salah satu Pulau Kecil di Dekat Pulau Berhala. Ft:\ Rizal Ependi
Perlu diketahui, Pulau Berhala, yang dulu dikenal warga setempat dengan Pulau Hantu, berlokasi di Selat Berhala, persisnya di Perairan Laut China Selatan dikelilingi oleh beberapa pulau kecil.

Saat ini status kepemilikan pulau tersebut, diputuskan oleh MK masuk dalam wilayah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, dan bukan lagi wilayah Kabupaten Tanjungjabung Timur (Tanjabtim) Provinsi Jambi.

Pantauan Tanjab Ekspres, sebagian masyarakat Jambi memang agak kecewa dengan keputusan MK tersebut. Alasannya, Pulau Berhala selama ini menjadi salah satu icon Daerah Jambi dengan diketahui adanya Makam Raja Jambi, Ahmad Barus II atau dikenal dengan nama Datuk Paduko Berhalo. (ref)


~~~~~~~~~0000000~~~~~~~~~


TP PKK Salurkan Bantuan Korban Banjir

KOTA JAMBI, TANJAB EKSPRES - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Jambi, Hj. Roro Endah Nirwani Bambang, menyalurkan bantuan untuk para korban banjir di beberapa kelurahan di Kota Jambi.

Saat itu Ketua TP PKK didampingi Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertran) Kota Jambi, Kaspul. Bantuan yang disalurkan berupa selimut, mie instan, air mineral dan lain sebagainya.

Ketua TP PKK Kota Jambi, Hj Rr. Endah Nirmani Bambang bantu korban banjir. Ft:\Ist
Diantara kelurahan yang mendapatkan bantuan banjir ialah : Kelurahan Kenali Besar, Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan Teluk Kenali, Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan, Kota Jambi.

Dalam kunjungan tersebut, Ketua TP PKK terus mengingatkan dan berpesan kepada korban banjir untuk dapat menjaga kesehatannya dan harus ekstra menjaga anak - anaknya untuk tidak sembarangan berenang di tempat-tempat banjir.

"Saya harapkan ibu-ibu dapat mengawasi anak-anak agar tak berenang di tempat-tempat banjir. Karena dikuatirkan akan berjangkit berbagai penyakit", ujar Ketua TP PKK Kota Jambi saat itu.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, sebanyak 1.217 keluarga korban banjir itu mengungsi di enam posko yang disediakan pemerintah.

Posko tersebut berada di Kelurahan Pematangsulur, Buluran, Sungaiputri, Penyengat rendah, Legok, Kecamatan Telanaipura, serta posko banjir di Kelurahan Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur.(ref)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca Berita Terbaru

10 Berita Paling Top