KOTA JAMBI, TANJAB EKSPRES - Kekuatiran warga Kota Jambi yang terkena banjir dadakan pada musim penghujan tahun 2013 sangat beralasan. Karena kondisi cuaca tidak menentu, terkadang panas terik sesaat kemudian terjadi hujan lebat dan berpotensi angin kencang.
Prakirawan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Jambi Gumilang melansir, cuaca eksrem di sebagian wilayah dalam Provinsi Jambi masih berpotensi terjadi. Cuaca ekstrem ini bisa berupa hujan deras, angin kencang disertai halilintar. "Warga diharapkan mewaspadai cuaca ekstrem ini", ujarnya.
Seorang petani sedang menyadap karet. Foto Dok TE |
Namun sejauh ini belum mengganggu transportasi udara di Jambi. Tapi warga diharapkan untuk mewaspadai hal ini.
Selain korban banjir, kondisi cuaca yang tak menentu juga berdampak negatif pada petani karet di Desa Tangkit Lama, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Marwan (38) misalnya.
Menurut Marwan jika cuaca buruk (hujan/red) dirinya tak dapat menyadap karet miliknya. "Jika kena hujan getah karet menyebar di batang dan tak sampai ke mangkok penampung. Sehingga volume getah karet yang didapat berkurang hingga 50 persen", ujar Marwan kepada Tanjab Ekspres, Minggu (24/3).
Setiap musim penghujan, petani karet satu ini memilih tidak bekerja. Padahal getah karet yang diperoleh hanya berkisar 10 kilogram per hari. "Kita terpaksa kerja lain, ngurus kebun sayur bahkan nyambi bekerja sebagai kuli bangunan", tambahnya.
Dampak lain jika dipotong pada musim penghujan, batang karet lebih cepat tua dan cenderung mati. Oleh sebab itu, Marwan melanjutkan, para petani karet memilih tak menyadap karet jika musim penghujan. " Apalagi ini karet alam, bukan bibit unggul. Jadi kalau tak pintar-pintar merawat, hasilnya semakin mengecil", tandasnya. (ref)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar