MUAROJAMBI, TANJAB EKSPRES - Warga Desa Ladangpanjang, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi kuatir kepergok harimau. Kekuatiran warga cukup beralasan karena dua minggu terakhir media masa santer memberitakan harimau mengamuk telah menewaskan satu orang.
"Saya tahu dari berita koran, disitu disebutkan kalau harimau yang dicari kini telah berada di kawasan hutan di Desa Sukamaju, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi. Jaraknya tak begitu jauh dari Desa Ladangpanjang, tempat tinggal kami", ujar Sumira (56) pedagang Pasar Baru Talangbanjar, Rabu (6/3).
Sejauh ini kata Sumira warga Ladangpanjang tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Warga umumnya berkebun dan menyadap karet. Belum merasa terganggu, namun kekuatiran itu hal yang wajar mengingat harimau sangat gesit dan bisa saja sewaktu-waktu muncul di kawasan hutan di desanya.
Pantauan Tanjab Ekspres, kendati heboh soal harimau berkeliaran, namun siswa SD Negeri 96 Desa Sukamaju, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi tetap bersekolah seperti biasa. Para siswa di sana sebagian besar tak tahu adanya harimau yang dikabarkan berkeliaran di kawasan sekitar desanya.
"Kami tidak tahu bang, kalau babi hutan banyak. Kalau memang ada kami dak mau keluar rumah", ujar salah seorang siswa kepada Tanjab Ekspres, Rabu (6/3). Menurutnya, dulu memang sering ada harimau di desanya, namun sudah mati oleh pemburu.
Sementara itu Kepala SD Negeri 96 Desa Sukamaju ketika hendak dihubungi sedang tak berada ditempat. "Baru saja pak kepala sekolah keluar, mungkin ke kantor kabupaten", ujar siswa itu.
Warga lainnya menyebutkan dirinya tak pernah mendengar ada harimau berkeliaran di desanya. Mungkin jauh dari desa, sebab memang di sini hutan masih lebat dan kawasannya luas. "Mungkin saja di dalam hutan, kalau di desa belum ada kabarnya", tukas warga ini.
Seperti pernah dilansir, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi Tri Siswo Raharjo mengatakan kepada wartawan, jumlah harimau di Jambi saat ini hampir mencapai 100 ekor.
Namun lokasinya tersebar dihabitatnyamasing-masing seperti di Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) dan sebagian wilayah hutan produksi yang dikelola PT. Wira Karya Sakti (WKS). (ref/kon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar